Mohon tunggu...
Irma Tri Handayani
Irma Tri Handayani Mohon Tunggu... Guru - Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Ibunya Lalaki Langit ,Miyuni Kembang,dan Satria Wicaksana serta Seorang Penulis berdaster

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bimbingan Belajar Offline dan Ojek Online, 2 Usaha yang Kini Terseok-seok

9 April 2020   03:03 Diperbarui: 9 April 2020   11:32 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: istimewa

Sebuah foto beredar di grup WA saya. Entah berasal dari mana. Teman saya mengaku mendapat dari temannya,dan mengapa teman saya membagikan lagi di grup?

Karena foto seorang driver Ojeg on line alias Ojol yang sedang terduduk di trotoar dengan posisi yang tampak sedang bersedih .  Yang menarik dia bersedih di depan kantor sebuah Bimbingam belajar atau Bimbel.

Tak jelas sebenarnya mengapa dia bersedih,tapi dari gambar sepertinya kita menduga dia tak mendapat penumpang saat ini.
Seperti yang kita tahu Ojol kini sedang terpukul dengan kondisi tanggap covid 19. Menurut pengakuan salah satu driver ojol yaitu adik saya sendiri. 

Orderannya jauh berkurang dibanding sebelum bencana ini terjadi. Jika biasanya salam sehari minimal dia bisa mendapatkan pendapatan 100 ribu rupiah,kini untuk dapat 10 atau 20 ribu saja susah. Tentu orang kini lebih memilih diam di rumah saja.

Tentu masih ada beberapa konsumen yang masih menggunakan jasa mereka. Bahkan beberapa konsumen perduli pada kondisi mereka. Banyak yang memberikan tips sebagai tanda empati. Banyak juga yang sengaja memesankan makanan untuk diberikan pada sang driver.

Mendapat orderan menjadi barang mahal kini. Jika dulu mereka bisa pilih-pilih order sekarang order apapun mereka syukuri. Teman saya yang memesan makanan lewat Ojol mengaku trenyuh membaca balasan dari driver yang ia pesan. Dalam balasannya driver itu mengaku nersyukur masih mendapat orderan.

Dokpri
Dokpri

Sementara itu tak jauh beda dengan nasib Ojol,bimbel off line juga tengah terseok-seok. Masa menjelang Ujian Tulis Berbasis Komputer atau UTBK sebagai prasyarat masuk PTN yang biasanya menjadi seksi untuk mendulang siswa-siswa kini jadi sepi. Tagg line belajar tiap hari selepas UN kini menjadi terasa basi.

 Banyak calon konsumen yang berpikir dua kali untuk mengambil kursi. Selain tak bisa hadir di kelas,mungkin juga mereka lebih mengikatkan ikat pinggang untuk bertahan hidup di tengah ketidak pastian.

Meskipun mereka sudah banting setir membuka kelas bimbel on line,tetap saja jumlah pendaftaran jalan di tempat. Selain dari momen UTBK,momen ujian kenaikan kelas yang biasanya menyedot konsumen,kini juga hilang. Bagi beberapa konsumen bertemu dengan pengajar langsung di tempat memberikan efek bejalar yang lebib baik dibanding on line.

Jika tidak pintar-pintar memberi pelayana prima pada konsumen yang sudah ada ,bisa jadi masa kehancuran bimbel di depab mata.
Konon katanya beberapa bimbel sudah banyak yang menutup usahanya karena biaya operasional lebih besar dari pendapatan.

Suatu situasi yang tak pernah terbayang sebelumnya. Semua lini kini memang terpukul berat. Bagi ojol sendiri, konsumen Bimbel merupakan salah satu konsumen rutin mereka. Jika sudah waktunya jam pulang, maka banyak siswa-siswa bimbel yang  memilih pulang menggunakan jasa mereka. Saat bimbel sepi,merekapun gigit jari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun