Jujur, saya masih kebingungan menjelaskan proses terjadinya anak pada Si cikal yang kini berusia 10 tahun.
Jika mengenalkan daerah kemaluannya saya sudah lakukan. Mengingatkannya untuk menjaga daerah kemakuannya agar jangan sampai dipegang orang lain juga sudah. Menyarankan agar mulai mandi menutup pintu kamar mandi dan ganti baju sembunyi juga sudah.
Yang belum adalah menjelaskan pendidikan seks. Menerangkan bahwa sperma bertemu sel telur untuk membentuk anak saya belum bisa. Saya tahu pertanyaan selanjutnya pasti bagaimana caranya sperma bertemu sel telur.Â
Ada kekhawatiran dia menanyakan teknisnya. Mungkinkah dia akan terima jika saya katakan teknisnya nanti kalau kamu sudah dewasa?
Namun saya merasa punya kewajiban memberikan pendidikan seks sebagai orang tua. Â Pentingnya pendidikan seks baginya itu sudah pasti. Saya tak mau dia salah mendapat informasi. Saya mulai was was takut ada temannya yang membisiki. Â Bisa jadi besok lusa dia tanya juga apa iya wanita bisa hamil di kolam renang karena berita ini viral.
Tapi disisi lain saya masih mencari cara untuk nenerangkan tanpa membangkitkan daya khayalnya. Meskipun dia aman dari gawai tapi bukan tidak mungkin kawannnya yang duluan tahu kemudian menunjukkan.
2 atau 3 tahun lagi bisa jadi dia mengalami mimpi basah. Mungkin nanti ayahnya yang membekaku  teori tentang itu . Atau pada saat itukah saya harus menerangkan bahwa dia bisa membuat anak gadis hamil? Jujur saya masih bingung.
Disaat kebingungan saya belum terjawab,suatu hari saat berlibur ke kampung halaman ada sesuatu yang tak terduga terjadi. Ketika si cikal bersama ayahnya menjambangi kandang domba,tak dinyana kambing yang dilihatnya menaiki kambing lain. Diapun bereteriak
"Pi, ITU KAMBING NGAPAIN?"
" Oh,itu kambing sedang kawin kang!" Hati- hati Ayahnya menjawab singkat.
" Biar apa?" Tanyanya lagi
