Mohon tunggu...
Lala Nurlatifa
Lala Nurlatifa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Elektabilitas Anies-Sandi Mengungguli Ahok-Djarot, DKI Jakarta Sebentar Lagi Memiliki Pemimpin Baru?

14 April 2017   11:55 Diperbarui: 14 April 2017   21:00 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://news.detik.com/berita/3473986/survei-indomatrik-anies-sandi-4840-ahok-djarot-4617

Lagi-lagi, tim sukses Ahok-Djarot dibuat ketar-ketir dengan hasil survey yang dirilis oleh Indomatrik. Pasalnya, hasil survey yang dirilis Indomatrik tersebut menguatkan hasil survey yang diumumkan oleh beberapa lembaga survey lainnya bahwa elektabilitas Anies-Sandi mengungguli Ahok-Djarot.

Menurut hasil survey Indomatrik, tingkat elektabilitas Anies-Sandi sebesar 48,40 persen, sementara elektabilitas Ahok-Djarot sebesar 46,17 persen. Ada beberapa hal yang ditunjukkan oleh hasil survey tersebut selain dengan angka elektabilitas masing-masing pasangan calon. Jumlah responden yang diwawancari sebanyak 1.250 orang dan 95, 78 persen telah memberikan suara pada putaran pertama. Artinya, dari jumlah responden dan persentase keterlibatan mereka dalam pemilihan pada putaran pertama, angka tersebut mengindikan perubahan pilihan kecil kemungkinan berubah.

Survey tersebut juga menjelaskan bahwa mayoritas pemilih Agus-Sylvi beralih pilihan kepada Anies-Sandi. Artinya, asumsi bahwa mayoritas warga Jakarta menginginkan pemimpin baru terbukti benar. Dengan hasil survey yang terus-menerus menjagokan Anies-Sandi pada putaran kedua ini, Ahok-Djarot dan tim suksesnya pasti mengalami kepanikan, terlebih dengan waktu pemungutan suara yang tinggal menghitung hari.

Karena itu, tidak berlebihan jika kita memberikan ucapan selamat kepada warga Jakarta karena sebentar lagi mereka akan memiliki pemimpin baru dengan semangat dan harapan baru. Tapi, yang perlu diperhatikan adalah kemungkinan munculnya strategi-strategi “dewa mabuk” yang dilakukan oleh Ahok-Djarot dan tim suksesnya di menit-menit akhir pencoblosan.

Apa yang saya maksud dengan strategi “dewa mabuk” adalah langkah-langkah politik yang mengejutkan seperti kecurangan, mobilisasi massa, politik uang, intimidasi, dan lain sebagainya. Kenapa potensi ini perlu diwanti-wanti adalah karena Ahok-Djarot kembali memegang kekuasaan setelah cuti kampanye. Terlebih, mereka didukung oleh rezim yang tengah berkuasa dan partai pengusungnya merupakan partai penguasa hari ini.

Mata para tim sukses Anies-Sandi dan mata seluruh warga Jakarta harus benar-benar terbuka untuk memperhatikan pola-pola aneh di menit-menit terkahir waktu pencoblosan.

https://news.detik.com/berita/3473986/survei-indomatrik-anies-sandi-4840-ahok-djarot-4617

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun