Mohon tunggu...
Asaaro Lahagu
Asaaro Lahagu Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Isu

Warga biasa, tinggal di Jakarta. E-mail: lahagu@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rizal Ramli Playmaker Gusdur, Berperan Singa Lawan SBY dan Striker Petarung bagi Jokowi

20 Agustus 2015   09:05 Diperbarui: 20 Agustus 2015   09:38 8771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rizal Ramli tak berhenti membuat manufer. Setelah menyemprot telak Menteri Rini dan Sudirman terkait dengan pembelian Garuda yang tak efisien, dua hari yang lalu Rizal membuka front perseteruan baru dengan Wapres Jusuf Kalla. Rizal mengkritik proyek ambisius listrik 35 ribu MW yang tak realistis dan mengajak Kalla berdebat di muka umum.

Ajakan debat Rizal vs Kalla sontak membuat publik, para menteri lain dan anggota DPR terkaget-kaget. Bagimana mungkin seorang menteri mengajak debat atasannya yang notabene seorang Wapres? Pujian dan kritik pun sambung-menyambung tertuju kepada Rizal Ramli. Ada yang mengatakan bahwa sikap Rizal itu tak etis, terlalu sombong dan sosoknya bagaikan duri dalam daging. Sementara pihak lain memuji langkah Rizal Ramli yang berani adu argumen, adu ide, adu kecerdasan dan adu realita terkait pembenahan cepat ekonomi yang sudah mulai linglung.

Jusuf Kalla sendiri tidak meladeni ajakan debat Rizal itu dan mengatakan akan memanggil Rizal Ramli, menegurnya sekaligus menjelaskan proyek itu seterang-benderang mungkin. Dan itu terbukti dilakukan Kalla. Kemarin dalam rapat kabinet (19/8), Kalla langsung menegur Rizal yang dibalas Rizal dengan mengatakan, “itu aja kok ribut”. Sebuah jawaban mirip ala Gus Dur yang terkenal, “Gitu ajak kok repot”.

Menghadapi menterinya yang dicap anggota DPR sebagai pembangkang, Jokowi bermain sedikit lebih lugas dan cerdik. Jokowi mengatakan tugas seorang Menko adalah mencari solusi. Untuk mengetes Rizal, kemarin dalam rapat kabinet, Jokowi menugasi Rizal membenahi masalah dwelling time di pelabuhan Tanjung Priok dengan target 3-4 hari saja. Sebuah tugas cukup berat tentunya bagi seorang Rizal Ramli. Dapatkah Rizal memenuhi harapan Jokowi terhadap dirinya? Mari kita lihat ke belakang sepak-terjang Rizal Ramli mulai dari Gus Dur, SBY dan Jokowi sekarang ini

Berperan sebagai Playmaker di kabinet Gus Dur

Posisi Rizal Ramli dalam kabinet Gusdur adalah playmaker sejati (sebagai Menko bidang ekonomi) semacam Xavi Hernandez di Barcelona. Para penggemar bola pasti paham betapa pentingnya peran playmaker dalam kesebelasan. Karena di lapangan, ia menjadi wakil langsung, menjadi representasi pelatih (presiden) dalam mengatur pola pertahanan dan penyerangan. DR Rizal Ramli dipasang sebagai Menko Ekonomi oleh Gus Dur karena gagasan dan karakternya yang berpihak (kepada rakyat) sesuai jalan politik ekonomi Gus Dur.

Posisi Rizal pada awalnya di kabinet Gus Dur ditempatkan sebagai Kepala Bulog, tapi perannya bukan hanya mengatur keseimbangan dan mengelola persediaan beras di gudang. Rizal Ramli di Bulog didaulat untuk membangun sektor pertahanan (pangan). Sebab rumusannya, negara yang berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa kala itu, kebutuhan pangannya tidak boleh tergantung dari pasokan negara lain.

Oleh karena itu, Rizal Ramli harus berhadapan bukan hanya dengan para mafia beras di dalam negeri, tapi juga kekuatan (negara) asing yang selama ini memaksakan produk-produk pertanian negaranya untuk menguasai pasar domestik. Maka sebagai seorang Playmaker, Rizal harus memberikan umpan-umpan matang kepada Menteri Pertanian, Perdagangan, Luar Negeri dan Menteri Keuangan.

Harapan Gus Dur kepada Rizal kemudian terbukti. Hanya dalam beberapa bulan Rizal berhasil manata ulang peran dan policy Bulog, termasuk menertibkan rekening liar di sana. Di bidang pertanian secara umum, Rizal berhasil meningkatkan kesejahteraan para petani. Melihat kesuksesan Rizal, Gus Dur kemudian meminta Rizal Ramli masuk ke inti persoalan, menata politik ekonomi nasional, sebagai Menteri Koordinator bidang Ekonomi dan Keuangan. Sementara itu Gus Dur memecat Jusuf Kalla yang sudah tidak sepaham dengannya.

Pertimbangan Gus Dur mengangkat Rizal Ramli menjadi Menko Ekonomi, karena doktor ekonomi lulusan Boston University ini adalah tokoh pergerakan yang memiliki konsep dasar meningkatkan perekonomian domestik, sesuai konstitusi UUD 1945. Sementara pada saat yang sama, Indonesia masih berada dalam cengkeraman kekuatan ekonomi neo-liberal (IMF, Bank Dunia, AS) yang memiliki banyak anteknya di dalam negeri.

Karena visi dan karakter Rizal Ramli yang kuat dalam keberpihakannya kepada perekonomian domestik, dalam rapat-rapat kabinet Presiden Gus Dur nyaris tak pernah memberikan instruksi apa pun dalam bidang ekonomi. Gus Dur hanya memantau dari jauh, dan memberikan dukungan politik secara signifikan dalam setiap langkah yang dilakukan Menko Ekonominya. Termasuk ketika memaksa pihak Freeport dan juga IMF untuk duduk kembali di meja perundingan guna meninjau ulang perjanjian (kontrak) dengan pemerintah Indonesia sebelumnya karena dianggap tidak adil dan merugikan rakyat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun