Mohon tunggu...
Inovasi

Badai Salju

11 September 2017   20:49 Diperbarui: 11 September 2017   21:17 6473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Badai salju merupakan badai yang terjadi saat udara yang hangat dan basah bertemu dengan udara yang dingin. Gabungan massa udara yang hangat, basah, dan dingin tersebut dapat mencapai diameter 1000 km atau lebih. Di wilayah Amerika Serikat bagian Barat Laut, udara hangat dan basah yang berasal dari Samudera Pasifik akan menjadi dingin ketika didorong ke atas oleh pegunungan. Selain di Amerika Serikat, badai salju juga terjadi di Jepang (menewaskan 3 orang di tahun 2017), Istanbul, Chile, dan Swiss.

Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya badai salju adalah perbedaan suhu udara yang hangat, dingin, dan basah. Suhu udara yang berbeda dapat memengaruhi gerakan, isi uap, dan suhu massa udara. Perbedaan tersebut sangat memengaruhi jenis dan keparahan badai salju.

Selain perbedaan suhu udara, bakteri maupun makhluk hidup yang bertebaran di udara ternyata menjadi salah satu faktor penting penyebab terjadinya hujan, salju, dan badai es. Salah satu peneliti dari Montana State University, Alexander Michaud, menemukan bakteri dalam jumlah yang besar pada pusat badai es.

Penelitian sebelumnya percaya jika senyawa kimia atau bahan mineral lain yang terdapat di dalam awan menjadi salah satu penyebab terjadinya hujan, salju, maupun badai es. Namun, penelitian yang terbaru membuktikan bahwa bakteri (bahkan jamur, ganggang, dan diatom) menjadi pemicu terjadinya hujan. Ilmu yang mempelajari fenomena ini disebut bioprecipitation.

Sebelumnya, mineral dikenal sebagai zat utama di atmosfer sebagai pemicu terjadinya hujan. Tetapi ternyata mineral tidak seaktif bakteri. Agar mineral dapat membentuk ice nuclei, kristal es di sekitar awan, dibutuhkan partikel air yang lebih dingin dari biasanya pada awan.

Salah satu penilitian berhasil menemukan bakteri dalam jumlah yang banyak pada inti batu es dari badai salju. Bakteri dilengkapi zat khusus yang mampu mengikat molekul air. Fakta lainnya ternyata bakteri menyebabkan terbentuknya es pada suhu yang lebih hangat dari biasanya. Bakteri pathogen Pseudomonas Syringae memiliki peran penting dalam pembentukan salju di seluruh dunia, termasuk di Antartika. Bakteri ini sangat bagus dalam membentuk es pada temperatur di bawah normal maupun titik beku air.

Tentunya badai salju memiliki dampak yang besar dalam kehidupan manusia. Salah satunya yaitu terganggunya perjalanan jalur udara dan darat. Bus, kereta, dan pesawat terpaksa tidak bisa beroperasi, bahkan banyak sekolah yang sementara ditutup karena badai salju. Ribuan jadwal penerbangan banyak yang dibatalkan. Selain itu, lebih dari 100.000 warga tidak mendapatkan aliran listrik saat badai salju melanda kawasan Amerika Serikat bagian Timur Laut pada 15 Maret 2017.

Sebelumnya, pada tanggal 23 Januari 2016, badai salju hebat menelan korban jiiwa dalam kecelakaan lalu lintas di Amerika Serikat. Banyak pasar maupun swalayan yang kehabisan persediaan makanan karena warga yang berbondong-bondong membeli kebutuhan pokok. Selain mengganggu aktivitas warga, badai salju juga mengganggu kegiatan kenegaraan di AS.

Badai salju dapat terjadi kapan saja saat musim dingin, terutama di kawasan Amerika dan Eropa. Akibat dari badai salju dapat memberikan dampak positif maupun negatif. Meskipun demikian, dampak negatif lebih mendominasi. Oleh karena itu, masyarakat saling berkoordinasi satu sama lain untuk meminimalisir dampak negatif. Pemerintah juga berusaha untuk selalu memberikan informasi keadaaan dengan cepat dan akurat kepada warganya.

Daftar Pustaka

Fatma, Desi. 2017/ Badai : Pengertian, Penyebab, dan Macam-macamnya/ Diakses tanggal 09/09/2017. Available at Ilmugeografi.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun