Mohon tunggu...
El N. A.
El N. A. Mohon Tunggu... profesional -

Just El

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Dari Negeri 1003 Malam: Welcome To My Country, Mr. Nokai!

7 Agustus 2014   00:34 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:14 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14073204171051774939

Kisah Dari Negeri 1003 Malam:

Welcome To My Country, Mr. Nokai!

Menjelang akhir tahun 2013 Wan Ali kedatangan tamu dari DPR Jepang. Kunjungan yang dipimpin oleh Mr. Nokai merupakan balasan atas kunjungan Wan Ali ke Jepang pada bulan Januari 2012. Saat itu, setelah menghadiri Pertemuan Tahunan ke 20 Forum Parlemen Asia Pasifik, Wan Ali dan delegasi mengadakan kunjungan resmi ke kantor DPR Jepang. Rombongan Wan Ali pada waktu itu bertemu dengan Mr. Nokai, salah satu tokoh penting di sana.

Pada saat tamu dari DPR Jepang berada di Jakarta, Wan Ali berkesempatan diundang secara pribadi oleh Mr. Nokai. Mereka melakukan pembicaraan informal empat mata di ruang hotel yang sudah disiapkan. Sambil ngobrol, Mr. Nokai tidak ada hentinya minum minuman tradisional yang dibawakan Wan Ali. Sebenarnya yang punya inisiatif membawa minuman itu adalah Asisten Mr. Nokai, bukan Wan Ali.

Kesempatan bertemu dengan Mr. Nokai dimanfaatkan pula oleh Wan Ali untuk mendapatkan informasi seputar gaji dan sistem penggajian yang diberlakuan di DPR Jepang. Wan Ali memerlukan referensi mengenai hal itu untuk membuat usulan kenaikan gaji tahun 2014. Pikirnya, dari pada studi banding ke sana biayanya mahal lebih baik ditanyakan langsung ke Mr. Nokai.

***

Wan Ali: Berapa penghasilan anggota DPR di Jepang, Mr. Nokai?

Mr. Nokai: Tidak besar, dalam satu tahun jumlahnya hanya  sekitar $149.700! Kami terbiasa hidup hemat, tinggal di rumah susun, pergi ke kantor naik kendaraan umum, naik pesawat harus pakai kelas ekonomi dan lainnya. Sebagai anggota DPR, kami juga harus memberi contoh yang baik pada rakyat.

Mr. Wan Ali, penggunaan anggaran di negara kami memang sangat ketat, apalagi kami juga harus memikirkan permohonan bantuan dan pinjaman dari negara lain!

Wan Ali: Besar sekali penghasilan di sana ya..

Mr. Nokai: Itu tak besar. Biaya hidup di Jepang sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari negara Anda. Penghasilan kami hanya 3 kali pendapatan per kapita negara kami. Kalau teman-teman anggota DPR di sini berapa penghasilannya?

Wan Ali: Penghasilan kami tidak tentu jumlahnya, Mr. Nokai.

Mr. Nokai: Mengapa jumlah penghasilan bisa tidak tentu?

Wan Ali: Ya, penghasilan kami tergantung dari berapa kali kami membahas rancangan undang-undang, berapa kali rapat ini itu, berapa kali studi banding dan lain-lain. Semakin banyak rapat dan kegiatan, semakin banyak pula penghasilan yang bisa kami bawa pulang!

Mr. Nokai: Penghasilan dalam 1 tahun paling sedikit berapa?

Wan Ali: Ah, saya sebenarnya malu menyebutkan! Penghasilan kami tak sampai setengah penghasilan anggota DPR Jepang. Yah, kurang lebih $65.000 setahun. Bukankah itu kecil sekali, Mr. Nokai?

Mr. Nokai: Berapa pendapatan per kapita negara Anda?

Wan Ali: Anggap saja $4.000 per tahun.

Mr. Nokai: (Sambil hitung-hitung pakai HP Sonny jadul) Oh My God! Kasihan sekali!

Wan Ali: Itulah, anggota DPR negara kami memang perlu dikasihani, Mr. Nokai. Sudah penghasilannya tak lebih dari setengah penghasilan Anda, tapi pekerjaan kami banyak sekali!

Mr. Nokai: Maaf Mr. Wan Ali, maksud saya yang perlu dikasihani itu rakyat Anda! Mereka terlalu mahal membayar Anda. Dengan pendapatan per kapita $4000, idealnya penghasilan para wakil rakyat hanya $12.000 setahun! Atau sebaliknya, bila penghasilannya sudah terlanjur $65.000, itu berarti Anda harus mengupayakan secepatnya agar pendapatan per kapita negara Anda bisa mencapai minimum $21.000!

Wan Ali diam tidak menjawab. Mukanya mendadak merah, pertanda tersinggung. Mr. Nokai pun menyadari perubahan ekspresi Wan Ali, dia lalu mengalihkan pembicaraan sambil menawarinya minum.

Mr. Nokai: Mengenai pendapatan per kapita, saya kira Mr. Wan Ali tidak perlu khawatir. Dalam waktu tidak lama pasti bisa naik 2 kali lipat dari kami.

Wan Ali: Yes,I hope so!

Mr. Nokai: Jepang, dengan sistem pemerintahan 'monarki' saja pendapatan perkapita-nya bisa mencapai $46.700. Apalagi negara Anda! Sebagai negara 'demokrasi' terbesar ke 3 di dunia, tentu dengan mudah dapat mencapai angka itu. Tidak seperti kami yang perlu waktu 68 tahun untuk mencapainya setelah dulu tahun 1945 porak poranda dijatuhi bom atom!

Wan Ali lagi-lagi diam, dia hisap dalam-dalam cerutu kesayangannya. "Maksud orang ini apa, pakai acara membanding sistem monarki dengan demokrasi segala! Nada bicaranya kok seperti mengejek begitu! Bilang saja terus terang, buat apa dapat gelar sebagai negara demokrasi terbesar ke 3 di dunia kalau rakyat tidak sejahtera!", gumam Wan Ali dalam hati sambil menahan emosi.

Mr. Nokai: Mengenai fasilitas rumah bagaimana Mr. Wan Ali?

Wan Ali: Meskipun kami sudah punya rumah dan mobil tapi negara tetap menyediakannya untuk anggota DPR, Mr. Nokai.

Mr. Nokai: Wah, negara Anda baik sekali! Kalau begitu, dengan gaji $65.000 per tahun pasti sudah lebih dari cukup, Mr. Wan Ali.

Wan Ali: Yah, dicukup-cukupkan saja. Rata-rata pengeluaran kami setiap bulan juga banyak. Belanja rumah tangga $3.000, sekolah anak dan asuransi $2.000, telepon $1.000, angsuran mobil untuk Istri / anak $1500, angsuran rumah $2500, beli pakaian $1.500, gaji security, driver dan pembantu di rumah $1000, alokasi untuk anggaran liburan keluarga $1500!

Pengeluaran itu dihitung hanya untuk satu keluarga saja. Kalau punya dua keluarga alias punya istri lebih dari satu, jumlahnya pasti menjadi jauh lebih banyak!

Belum lagi dana untuk kebutuhan partai yang jumlahnya biasanya besar dan waktunya mendadak!

Mr. Nokai: (sambil hitung-hitung lagi pakai HP-nya) Penghasilan per tahun $65.000 atau $5.400 per bulan, sementara pengeluaran yang disebutkan Mr. Wan Ali  tadi jumlahnya $14.000 per bulan! Lalu kekurangannya?

Wan Ali: Welcome to my country, Mr. Nokai! Sebagai tamu, Anda terlalu cerewet!

Wan Ali pun pergi meninggalkan Mr. Nokai yang tampak sempoyongan karena kebanyakan minum oplosan. Minuman tradisional Negeri 1003 Malam yang tadi dibawa Wan Ali.

Sumber Gambar Ilustrasi: en.wikipedia.org

Salam - EL

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun