Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Diam Tak Menepi

29 Mei 2017   21:22 Diperbarui: 29 Mei 2017   21:43 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dikebun"][/caption]

Maafkan aku kawan
Bila diammu karena ulahku
Aku bukan lelaki yang mampu
Aku bukan pelipur dukamu

Bola matamu seakan menjauhiku
Dering handphone pun semakin ragu
Kau diam dan membisu
Tak menghiraukan ada aku di sampingmu

Rasa sayangnya membuat diriku beku
Kesalahfahaman membuat hati tak menentu
Jujur aku sangat rindu
Bercengkrama kembali seperti dulu

Aku tahu ada rindu yang membatu di hatimu
Apalah daya aku tak dapat menyapu
Air mata yang keluar penuh malu
Namun aku selalu mengingatmu

Disetiap nafasku selalu menyebut namamu
Karena aku tidaklah ragu akan rasa rindumu
Aku merasa kehilanganmu
Kenapa hatimu beku lagi seperti dulu

Aku hanya diam seorang diri
Merasakan beban rindu yang sunyi
Pantaskah aku memaki Sang Ilahi
Karena aku hanya merasakan ini sendiri

Sekarang aku memahami
Merindukanmu hanyalah mimpi
Biarlah kuhadapi sendiri
Dalam diam yang tak menepi

Cirebon, 29052017
Kakthir Putusalli

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun