Mohon tunggu...
Kakthir Putu Sali
Kakthir Putu Sali Mohon Tunggu... Administrasi - Pecinta Literasi

Merindu Rembulan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Nyamuk Betina

24 September 2018   21:14 Diperbarui: 24 September 2018   21:26 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Lepas magrib, nampak bulan di ufuk timur begitu sempurna, entah purnama entah apa, mereka pun tak menghiraukannya, yang ada dalam benaknya hanya senang melihat sempurnanya bulan begitu bulat dan cahayanya nyaris menerangi bangunan lama dari kayu, yang biasa di buat untuk Poskamling.

Selepas sholat isya, poskamling itu sudah di penuhi beberapa pria berumur, walau belum masuk jam jaga pos, namun, malam ini entah kenapa, pos berukuran 3 x 3 meter itu serasa sesak oleh kaum lelaki duduk bersila.

Kepulan asap rokok keluar hampir dari setiap bibirnya, beraneka aroma jenis rokok bertebaran memenuhi ruangan yang tak berdinding itu, beberapa gelas kopi juga tersaji di depannya.

Terdengar aneka judul obrolan pun keluar dari bibir berasap rokok itu, dari cerita Keputusan MK tentang Pemilihan Suara Ulang (PSU) Pilkada, cerita Pak SBY yang WO saat kampanye damai, Cawapres yang cium kening Ahmad Dhani, Bobotoh Persib yang melakukan pengeroyokan supporter The Jack yang aslinya orang Indramayu hingga suasana Poskamling yang entah kenapa malam ini banyak sekali serbuan nyamuknya.

Hampir cerita yang mereka bahas rata-rata serius, apalagi kalau pembahasan tentang Pemilihan Presiden, pendukung calon nomer 1 cerita hebanya nomer 1, begitu pun pendukung nomer 2, sibuk nyari prestasi apa calonnya.

Namun saat mantan RT bercerita tentang The Viking yang melakukan pengeroyokan hingga tewas di tempat, rata-rata mereka geram dan mengutuk tindakan suporter Persib itu sebagai tindakan biadad dan layak dihukum berat.

Keseriusan dan ketegangan seakan mencair, saat salah satu hansip kampung datang ke Pos jaganya itu, sang hansip bukan turut larut dalam cerita-cerita mereka, apalagi membahas tentang politik yang di bicarakan kaum bapak-bapak yang tak pernah bersinggungan dengan partai politik atau pun tim sukses, namun seakan mengusir halus melihat malam ini pos nya di penuhi bapak-bapak dan nyamuk yang sangat banyak dan nyaring suaranya berterbangan di antara kaki, tangan dan telinga penunggu poskamling tersebut.

Sang Hansip merasa bosan dengan cerita-cerita mereka, akhirnya pembahasan di alihkan ke banyaknya nyamuk malam ini.

Benar saja, saat materi bahas nyamuk, beberapa laki-laki itu turun dari bangunan berpanggung itu, bukan karena tak seru bahas nyamuk, namun semakin sedikit asap rokok yang mereka isap dan keluarkan, seaakan nyamuk semakin kuat berdatangan tuk menyerang para penunggu poskamling itu.

Ada yang merasa gatal, ada yang merasa terganggung karena kakinya sudah bentol-bentol,.ada pula yang tidak tahan dengar suara nyamuk di telinganya.

" Yang ngobrolnya kaum lelaki semua, ya nyamuk betinanya nyerang terus pak " ejek Pak Hansip di tengah-tengah mereka dalam kegusaran akan serbuan nyamuk. Lalu Jumadi pun yang sedari tadi sudah mulai berdiri untuk ancang-ancang pulang pun, menimpali pembicaraan Pak Ha sip tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun