Mohon tunggu...
Kuriosita Kaban
Kuriosita Kaban Mohon Tunggu... Karyawan Perusahaan Swasta -

Orang biasa yang pingin tahu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Narkoba Murah Solusi Terbaik

21 Oktober 2013   12:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:14 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berita berita tentang pemakaidan pengedar narkoba yang tertangkap sering mengisi halaman berita baik di media cetak maupun elektronik. Bahkan boleh dibilang tiada hari tanpa berita narkoba.Ini mengindikasikan bahwa masalah penyalahgunaan narkoba ini sudah begitu menggurita dan menyentuh semua lapisan masyarakat.

Bisnis mengedarkan narkoba adalah bisnis yang sangat menguntungkan. Margin profitnya luar biasa besarnya, sehingga banyak orang mau mengambil resiko “mendapat konsekwensi hukum” untuk mendapat keuntungan tersebut.Apalagi untuk situasi saat ini di tanah air kita, konsekwensihukum ini bisa dipermainkan dengan uang. Pengedar banyak karena untungnya besar dan hukumnya lemah.Jadi kata kuncinya di sini adalah untung besar dan hukum lemah. Untuk memperkecil jumlah pengedar maka salah satu kata kunci di atas harus bernilai sebaliknya.Bisa dipilih untung kecil atau hukum tegas atau keduanya.

Dengan UU dan peraturan yang ada, dan dengan perangkat perangkat penegak hukum, saat ini dinegara kita pilihan yang dipakai untuk memperkecil jumlah pengedar narkoba adalah mencoba penegakan hukum yang tegas. Dengan melihat kenyataan saat ini, dapatlah kita simpulkan bahwa pilihan ini tidak berhasil (belum). Butuh waktu, kemauan, biaya besar, dan entah apa lagi agar penegakan hukum ini berjalan dengan baik.

Mengapa tidak mencoba pilihan memperkecil untung ? Pemikiran ini sebenarnya sudah banyak disampaikan oleh banyak kalangan. Tapi tidak ada salahnya kan kalau di ulang lagi.

Kalau dihargai materialnya narkoba ini tidaklah mahal mahal amat. Ganja misalnya, tumbuh subur di tanah yang sesuai (Aceh, Karo, Tapsel, dll), dan tidak perlu biaya pemupukan . Lebih mahal biaya produksi 1 kg tomat dibandingkan dengan produksi 1kg daun ganja. Demikian juga narkoba narkoba lainnya. Yang membuat mahal adalah resiko menghadapi konsekwensi hukum seperti disebutkan di atas. Jadi jika resiko konsekwensi hukumnya dihilangkan (diperkecil) akan berdampak keuntungan makin kecil karena supply akan banyak, yang pada gilirannya nanti akan menghapus profesi pengedar narkoba dari tanah air.

Masih adakah yang mau mengedarkan ganja dengan harga Rp 3000 per kg ? Atau menjual pil ekstasi dengan harga Rp 500 per butir ?

Jadi kalau saya ditanya, saat ini paling tepat untuk negara kita adalah membebaskan semua jenis narkoba ini untuk diperdagangkan. Tidak ada konsekwensi hukum untuk pengedar, penjual, pembuat dll.

Bagaimana dengan pemakai narkoba.

Saat ini pemakai narkoba kalau ketangkap, akan berkata dengan cengeng “kami ini adalah korban, perlakukan kami sebagai korban, rehabilitasi dong”. Tentu ini harus dibalik kalau narkoba murah yang jadi pilihan. Penegakan hukum untuk pemakai narkoba harus benar benar ditegakkan. Perlu hukuman setinggi tingginya untuk pemakai, saya usulkan hukuman mati. Tidak ada gunanya mengasihani orang yang tidak menyayangi dirinya sendiri.

Apakah pemikiran ini konstitusional ? Apakah mengancam ketahanan Negara ? Para kompasianerslah yang jadi MKnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun