Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mencari Jalan Keluar agar Pebisnis Tetap Eksis di Kala Krisis

1 April 2020   19:32 Diperbarui: 14 Januari 2021   16:03 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh William Iven dari Pixabay

Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan di dunia ini, sistem yang sudah dibangun lama dengan baik seolah-olah diruntuhkan hanya hitungan bulan.

Asal mula COVID-19 disebabkan oleh faktor kecerobohan sosial manusia di Kota Wuhan-China yang mengonsumsi hewan ekstrem kelelawar.

Hasil pengamatan ini mengindikasikan bahwa kelelawar, khususnya dari genus Rhinolophus adalah sumber datangnya virus Sars-Cov dan Sars-Co-2 ( Suara.Com, 31 Maret 2020 ).

Dari perilaku "Social" masyarakat Kota Wuhan ini menjadi episentrum wabah COVID-19 yang telah menjalar di 195 negara dan menewaskan puluhan ribu orang. Ekonomi Indonesia lumpuh, rupiah terjun bebas ke Rp. 16.300,- per dolar Amerika, IHSG jebol di level Rp. 4.500,-, pusat perbelanjaan, restoran, hotel, tempat wisata sepi bahkan banyak yang tutup.  Hanya produk sembako, hand sanitizer, masker, pulsa, vitamin-C, APD, sarung tangan & empon – empon yang laris manis diburu konsumen.

Pertanyaannya mampukah para Pebisnis bertahan saat kondisi krisis seperti ini, jurus - jurus apa saja yang akan dimainkan?

PESTLE Analysis

Image Pinterest
Image Pinterest

Apabila kita mengindentifikasi faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi suatu organisasi bisnis yaitu dengan PESTLE Anaylisis, maka terlihat bagaimana faktor “Social” telah memengaruhi “Economical”. 

Misalnya, berdampak pada sektor pariwisata dan perdagangan, logistik, pertambangan & industri, pakaian, maskapai penerbangan, logam & tambang, minyak & gas, konstruksi, transportasi, otomotif, properti, bahkan postur APBN akan mengalami perubahan. 

Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tertekan di level 2.1% (Kompas.com, 31 Maret 2020), sudah pasti rupiah dan IHSG letoy. 

Bidang “POLITICAL” ada perubahan positif misalnya, ketegangan Trump dengan Xi Jinping mesra, bahkan keduanya sepakat bersatu memerangi COVID-19 ( CNBC, 27 Maret 2020 ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun