Mohon tunggu...
rizqa lahuddin
rizqa lahuddin Mohon Tunggu... Auditor - rizqa lahuddin

hitam ya hitam, putih ya putih.. hitam bukanlah abu2 paling tua begitu juga putih, bukanlah abu2 paling muda..

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Kenapa Tiket Pesawat Bisa Murah dan Anomalinya di Indonesia

27 Maret 2019   19:08 Diperbarui: 28 Maret 2019   11:00 2453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi penerbangan

Oktober 2002 tragedi bom Bali terjadi. Menghancurkan pariwisata Pulau Dewata yang selama ini terkenal tenang, aman, menjadi tujuan favorit study tour anak sekolah dan berbagai turis mancanegara. Tetapi tidak lama setelah kejadian tersebut, secara tiba-tiba dan seolah mendapat momentum, dengan alasan untuk membangkitkan pariwisata Bali kembali, iklan sebuah maskapai muncul di televisi menawarkan tiket Jakarta-Bali dengan tarif Rp0. 

Masyarakat yang penasaran mencari tahu dan akhirnya menemukan bahwa memang tarifnya betul Rp 0 tetapi penumpang tetap harus membayar untuk Passengers Service Charge, asuransi dan fuel surcharge (saat itu). 

Kursi Rp 0 juga tidak selalu tersedia di semua tanggal dan mungkin hanya ada 5 kursi di tiap penerbangan tetapi tetap saja tiket rata-rata Jakarta-Denpasar saat itu bisa lebih murah dari tiket bus malam Jakarta-Jogja. 

Saat itu istilah "tiket promo" mulai populer dan diburu oleh sebagian orang. Tetapi kesempatan bagi saya untuk mencoba Low Cost Carrier (LCC) istilah yang diberikan untuk maskapai seperti ini, baru datang pada tahun 2008 melalui Mandala Airlines. 

Setelah merasakan sendiri bagaimana murahnya tiket pesawat LCC, rasa penasaran semakin muncul bagaimana tiba-tiba dunia penerbangan yang identik dengan kemewahan bisa menjadi terjangkau bagi masyarakat biasa saat itu yang mungkin hanya menerima gaji setara UMR.

ebook ryanair dan airasia yg menjelaskan cara kerja lcc
ebook ryanair dan airasia yg menjelaskan cara kerja lcc

Low Cost Carrier tidak sama dengan penerbangan murah

Salah satu yang menjawab rasa penasaran saya soal LCC saat itu adalah buku Airasia Story yang saya baca pada tahun 2007. Pada prinsipnya, Airasia hanya meniru (dan mengadaptasi) model bisnis LCC yang sudah sukses sebelumnya yaitu Ryanair dan Easyjet. Tetapi karena regulasi di Eropa dan Asia Tenggara cukup berbeda akhirnya dilakukan berbagai penyesuaian disana-sini. 

Bahkan sampai sekarang banyak masyarakat awam yang tidak mengetahui bagaimana tiket pesawat bisa menjadi murah dan terbawa mindset bahwa murah = kualitas jelek dan merasa bahwa perusahaan penerbangan mengorbankan berbagai aspek keselamatan. Tetapi LCC adalah sebuah model bisnis baru yang muncul sebagai efek samping dari kemajuan teknologi dan internet.

Sayangnya regulator saat itu kurang tegas dan borok dunia penerbangan kita terbuka saat kecelakaan Adam Air terjadi dan berujung pada larangan terbang maskapai Indonesia ke Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun