Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Kilas Kompasiana: Pudarnya Pesona Politis Jokowi hingga Seteru TNI-Polri

13 Maret 2013   19:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:50 3962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1363202992364117045

[caption id="attachment_249125" align="aligncenter" width="589" caption="Ilustrasi/ Admin (Kompas.com)"][/caption]

Sosok Jokowi kini tak lepas dari pembicaraan publik. Sejak menjabat Gubernur Jakarta, dirinya kian masif diberitakan, bahkan jadi news maker paling sering muncul di media. Tak ayal, kepopulerannya dimanfaatkan sebagai simbol pembaruan dalam ranah politik. Tengok saja beberapa pemilukada yang baru digelar, sebagian kandidat terang-terangan mengadopsi "kotak-kotak" ala Jokowi. Tapi hasilnya, jauh dari euforia "kotak-kotak" di Jakarta. Sebaliknya, PKS yang dihantam badai tak sedap perkara korupsi, justru berbalik unggul. Sebuah matematika politik yang sulit diprediksi, sekalipun banyak survei mengunggulkan calon tertentu. Benarkah pesona politis Jokowi kehilangan magisnya? atau tokoh lain dianggap dasamuka mengadopsi gaya Jokowi, sehingga yang muncul justru keragu-raguan publik. Meski begitu, warga Jakarta banyak menaruh harapan pada sosok gubernur doyan blusukan ini. Siapa lagi, kalau bukan Jokowi.

Tak hanya menyoal Jokowi, perseteruan TNI-Polri pun menyita perhatian publik. Seakan tak ada habisnya, seteru dua saudara penegak keadilan ini, menjadi antitesis kepercayaan publik yang kadung diamanahkan. Secara sistemik, seteru TNI-Polri sudah menyulut kecemasan publik. Setali tiga uang, sekelompok orang di bawah komando Hercules pun mengacau di markas Polres Jakarta Barat. Apa ini namanya, sekelompok sipil melawan aparat keamanan tanpa kejelasan membela hak publik ataukah segelintir elit? Rupanya, rakyat masih jauh dari rasa aman.

Masih banyak kasus lain terus mendapat perhatian publik, termasuk kompasianer yang tak letih menanggapi sejumlah isu terhangat di bulan Maret ini. Untuk itu, kami sajikan kembali beberapa tulisan dengan ulasan isu terhangat yang mungkin Anda lewatkan:

Anis Matta Effect Mengalahkan Jokowi Effect?

Kemenangan PKS pada pemilukada di dua Provinsi, kian merekatkan kader PKS yang tak goyah oleh terpaan badai korupsi yang menimpa elit politiknya LHI. Meski terseok-seok dengan masifnya pemberitaan korupsi PKS, Anis Matta mampu menyihir kader PKS lewat aksi turbanya ke berbagai jejaring politik PKS. Pada pemilukada Jabar, petikan sajak Chairil Anwar yang dibawakan Anis Matta, “Bisa dan luka kubawa berlari, berlari hingga hilang pedih dan perih. .Aku masih mau hidup seribu tahun lagi,“ langsung menyabet solidaritas kader PKS.

Jokowi Jurkam Tak Laku di Sumut, PKS Menang

Magis politis Jokowi yang terus dijual PDIP di beberapa pemilukada, seperti di Jawa Barat dan Sumut, kembali menemui kegagalan. Sosok Jokowi dianggap kurang mujur dijadikan pancingan politik di dua provinsi tersebut. Terbukti, dua kandidat PDIP yang bertarung di Jabar dan Sumut harus rela digulingkan PKS.

PDIP Sengaja Kalah di Pilgubsu?

Kekalahan PDIP di Pilgub Sumut dikilahkan sebagai ajang menguji elektabilitas PDIP, bukan untuk meraup kemenangan. Kalaupun benar, strategi ini dinilai berisiko karena logika berkontestasi sejatinya diakhiri dengan upaya pemenangan. Untuk apa susah payah berkontestasi di Pilgub Sumut, kalau untuk kalah?

2014, Rustriningsih Bakal "Dikawini" Prabowo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun