Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Koalisi Pimpinan Saudi Gelar Serangan Udara ke Ibu Kota Yaman

19 Desember 2018   21:28 Diperbarui: 19 Desember 2018   21:35 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Serangan Udara oleh Jet Tempur.

Ilustrasi Serangan Udara oleh Jet Tempur.RIYADH, KOMPAS.com - Koalisi pimpinan Arab Saudi dilaporkan menggelar serangan udara ke bandara yang berada di ibu kota Yaman, Sanaa.

Dalam pernyataan yang dikutip Al-Ekhbariya, serangan udara itu menyasar drone yang sedang bersiap untuk terbang dan dituding bakal memberikan ancaman.

Baca juga: Beberapa Menit Usai Gencatan Senjata, Perang Kembali Meletus di Yaman

"Bandara itu dipakai Houthi sebagai pangkalan militer yang jelas-jelas melanggar hukum kemanusiaan internasional," ulas koalisi.

AFP melaporkan Rabu (19/12/2018), serangan itu merupakan aksi pertama yang diakui koalisi sejak pembicaraan damai di Swedia yang menghasilkan gencatan senjata di Hodeida.

Kesepakatan juga diperoleh untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan di kota Taiz yang dikontrol loyalis Yaman namun dikepung oleh Houthi.

Utusan PBB Martin Griffiths mengatakan, saat ini mereka belum menemukan titik terang terkait Bandara Sanaa yang ditutup untuk penerbangan komersial sejak 2015 itu.

"Bandara tersebut bakal didiskusikan lagi dalam pertemuan selanjutnya yang diagendakan bakal digelar Januari mendatang," terang Griffiths.

Dalam pertemuan selanjutnya, kubu Houthi dan pemerintah Yaman bakal menentukan kerangka negosiasi dan membahas perdamaian secara utuh.

Perang antara pemberontak Houthi dan pemerintah terjadi ketika Presiden Abd-Rabbo Mansour Hadi melarikan diri ke Saudi dan membuat koalisi melakukan intervensi pada 2015.

Sejak saat itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan 10.000 orang tewas akibat konflik, meski organisasi penegakan HAM menyatakan jumlahnya bisa melebihi data WHO.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun