Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Rahasia Dagadu Jalankan Bisnis hingga 24 Tahun

30 Juli 2018   05:48 Diperbarui: 30 Juli 2018   06:48 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendiri Dagadu, Ahmad Noor Arief, saat acara The Big Start Indonesia Season 3 di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Jumat (27/7/2018).

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Berawal dari usaha patungan para mahasiswa di Universitas Gadjah Mada (UGM), bisnis asal Yogyakarta dengan nama Dagadu sampai saat ini sudah jalan 24 tahun.

Selama perjalanannya hingga mendapat posisi sebagai salah satu ikon Jogja, ada banyak pasang surut serta tantangan yang dihadapi, berikut dengan pengalaman cara menghadapi itu semua.

Pendiri PT Aseli Dagadu Djokdja, Ahmad Noor Arief, menceritakan mengapa bisnis dia bersama teman-temannya bisa langgeng sampai sekarang. Salah satu yang terbesit dalam benak Arief ketika dilontarkan pertanyaan seperti itu adalah soal konsistensi.

"Kami mencoba konsisten dengan apa yang kami pilih. Dagadu harus berasosiasi dengan Jogja," kata Arief saat berbincang dengan Kompas.com di acara The Big Start Indonesia Season 3 yang diselenggarakan Blibli.com di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Jumat (27/7/2018).

Baca juga: Habis Ribuan Gelas Tiap Hari, Berapa Omzet yang Diraih Kopi Tuku?

Sikap konsisten ini berujung pada bagaimana Dagadu mengatur strategi ke depan, baik untuk membesarkan usaha tersebut maupun dalam hal ekspansi bisnis. Berangkat dari keyakinan merek Dagadu yang sudah sangat melekat dengan Jogja, membuat mereka tidak membuka cabang di luar daerah tersebut.

Selain itu, posisi Dagadu yang sudah diasosiasikan dengan Jogja dimanfaatkan untuk membuat kampanye yang berdampak positif. Arief menyebut, Dagadu merupakan pihak yang membangun slogan "Kapan ke Jogja Lagi?", di mana belakangan slogan ini cukup ramai, bahkan sempat diminta izin pakai oleh salah satu kelompok musisi untuk dijadikan lagu.

Setelah konsisten, Dagadu bisa bertahan juga karena terus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Jika saat awal-awal berdiri tahun 1994 lalu ide hanya dipikirkan oleh para pendiri, sekarang di Dagadu sudah ada tim kreatif yang membantu mengembangkan bisnis melalui berbagai macam bentuk inovasi.

"Kalau dulu kami memikirkan semuanya sendiri, tetapi sekarang kami sudah punya tim kreatif. Ada sembilan orang di studio kreatif, memang macam-macam inspirasinya. Ada yang dari buku, dari film, ada yang berangkat ke kantor ketemu hal apa, peristiwa apa, di situlah muncul inspirasinya," tutur Arief.

Baca juga: Ranjang 69, Kisah Jungkir Baliknya Usaha Mi Ramen Pemuda Kembar

Hal lain yang tak kalah penting menurut Arief adalah soal publikasi. Dia mengakui, ketika belum terlalu dikenal, perkembangan bisnis Dagadu banyak terbantu oleh publikasi melalui media massa. Jika disandingkan dengan saat ini, tentu cara mainnya sudah berbeda karena ada platform e-commerce yang menjadi pilihan konsumen untuk berbelanja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun