Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Buntut Kudeta yang Gagal, Turki Pecat 18.000 Pegawai Pemerintah

8 Juli 2018   17:04 Diperbarui: 8 Juli 2018   17:17 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pendukung Erdogan di kota Antalya, turun ke jalan membawa bendera Turki dan poster sang presiden sebagai bukti dukungan mereka terhadap pemerintah.

ANKARA, KOMPAS.com - Pemerintah Turki memecat lebih dari 18.000 anggota tentara, polisi, akademisi, serta pegawai negeri, menjelang dua tahun peristiwa percobaan kudeta yang gagal pada 2016 silam.

Keputusan ini menyusul kemenangan Presiden Tayyip Erdogan dalam pemilihan presiden bulan lalu dan menjelang pengambilan sumpahnya sebagai presiden pada Senin (9/7/2018)

Langkah pembersihan yang diumumkan pada Minggu (8/7/2018) ini merupakan yang terbaru, setelah upaya kudeta militer yang gagal dua tahun silam.

Baca juga: Komite Pemilihan Turki Resmi Umumkan Erdogan sebagai Pemenang Pemilu

Laporan-laporan yang dilansir media Turki menyebutkan kebijakan tersebut menjadi gelombang pemecatan yang terakhir.

Keterangan resmi pemerintah Turki menyebutkan 18.632 orang telah dipecat, termasuk 8.998 anggota polisi serta 6.152 personil militer.

Selain itu, ada 199 akademisi yang dipecat dari berbagai universitas di seluruh negara itu.

Menurut Kantor HAM Amerika Serikat pada Maret lalu, ejauh ini otoritas Turki telah memecat sekitar 160.000 pegawai negeri sipil semenjak upaya kudeta militer yang gagal.

Di antara mereka ada yang ditahan. Sementara, ada lebih dari 50.000 sudah diadili dan saat ini mendekam di penjara.

Seperti dilaporkan Reuters, tindakan Turki yang disebut sebagai upaya pemberangusan terhadap kelompok opoisisi ini telah mengundang kritikan dari negara-negara Barat.

Baca juga: Erdogan Penuhi Janji Kampanye, Status Darurat Turki Berakhir Bulan Depan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun