Mohon tunggu...
Abdul Salam Atjo
Abdul Salam Atjo Mohon Tunggu... Administrasi - Penyuluh Perikanan

Karyaku untuk Pelaku Utama Perikanan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lampoko Sulap Kotoran Sapi Jadi Rupiah

3 Januari 2016   19:23 Diperbarui: 3 Januari 2016   20:39 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tingginya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi pangan sehat maka mendorong petani untuk semakin gencar menggunakan bahan penyubur tanaman yang berbahan organik. Hal inilah yang membuat produsen pupuk organik Lampoko Biourine semakin bergairah memproduksi dan memperluas jaringan pemasarannya di beberapa kabupaten dan provinsi di kawasan Indonesia bagian timur.

Direktur PT Lampoko Ternak Indonesia yang memproduksi pupuk organik Lampoko Biourine, Amir Hamzah, S.Kom mengatakan, pertanian Indonesia saat ini harus mengurangi penggunaan pupuk kimia karena kondisi tanah pertanian pada umumnya sudah menderita akibat dari penggunaan bahan kimia secara terus-menerus tanpa adanya perbaikan.

Karena itu Amir Hamzah mengingatkan kepada petani untuk memperbaiki lahan pertaniannya dengan mengurangi pemakaian pupuk kimia dan beralih menggunakan pupuk organik. “Tanah kita bukannya tambah subur dengan pupuk kimia tetapi justeru makin kurus sehingga diperlukan perbaikan struktur tanah dengan aplikasi pupuk organik,” ungkap Amir Hamzah ketika memberikan pembekalan kepada 30 orang tenaga pemasaran yang berasal dari kota Kendari, Mamuju, Polewali mandar, Makassar, Pangkep, Parepare, Sidrap, Pinrang dan Bone berlangsung di Hotel Parewisata 3 Januaru 2016. Kegiatan pelatihan dan pembekalan tersebut menghadirkan narasumber Suhardi, SE formulator pupuk Lampoko Biourine dan H. Said Gatta Praktisi pertanian kabupaten Pinrang.

[caption caption="Direktur Lampoko Ternak Indonesia foto bersama dengan tenaga pemasaran dari seluruh Indonesia"][/caption]

Dalam kesempatan tersebut Amir Hamzah mengatakan, pupuk organik yang diproduksinya sudah mendapat izin edar dari Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia melalui direktur jenderal prasarana dan sarana pertanian sejak tanggal 18 Nopember 2015 dengan nomor pendaftaran 02.02.2015.111.

“Perjuangan selama kurang lebih enam tahun tidak sia-sia karena pada akhirnya hasil karya kami mendapatkan pengakuan melalui nomor pendaftaran di Kementan,” ungkap Suhardi sebagai penemu pupuk organik yang berbahan bakau kotoran ternak sapi. Suhardi menjelaskan, kotoran sapi diperoleh dari kandang ternaknya sendiri dan kandang ternak milik anggota kelompok peternak sapi di kabupaten Pinrang. “Kotoran sapi itu tidak langsung dikemas tetapi lebih dahulu diproses secara fermentasi melalui proses penngomposan dan dibuat biogas. Limbah biogas itulah diproses melalui pengomposan,” ungkap Suhardi.

Berdasarkan hasil analisa laboratorium yang dilakukan oleh Kemnetrian Pertanian, pupuk organik cair yang diproduksi petani Pinrang tersebut telah memenuhi syarat karena mengandung unsur C Organik 7,44 persen, N total 4,68 persen, P2O5 4,22 persen, K2O 3,11 persen dan kandungan pH 4,41 persen.

Sejak beroperasinya pabrik pupuk organik ini maka para peternak sapi yang ada di desa merasa terbantu karena kotoran sapi yang tadinya tidak ada nilainya kini bisa jadi rupiah. Selain itu dapat mengurangi pencemaran lingkungan dari limbah kotoran ternak yang selama ini cukup meresahkan warga karena ternak sapi yang berkeliaran dapat membuang kotoran di sembarang tempat.

Suhardi mengaatakan bahwa sebelum pupuk tersebut didaftarkan di kemeterian pertanian lebih dahulu dilakukan ujicoba lapangan berkali-kali dengan beberapa lokaksi di Pinrang dan luar Pinrang hasilnya cukup menguntungkan. Mmenurut hasil uji epektifitas yang dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi selatan terbukti penggunaan pupuk tersebut mampu meningkatkan produksi 1,9 ton/hektare atau kenaikan produksi sekitar 24,05 persen. “Penggunaan pupuk kimia bisa ditekan sampai 75 persen sehingga keuntungan petani meningkat sekitar 34,5 persen,” kata Suhardi.
Pupuk organik produksi Lampoko Biourine dari Lanrisang selain cocok untuk tanaman pangan, perkebunan dan tanaman hortikultura juga sangat baik untuk pertumbuhan udang dan ikan bandeng di tambak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun