Apapun boleh dilakukan dimedia sosial termasuk mengolok-olok hal yang ia tidak suka. Tetapi jika orang mengharagi dirinya sendiri dan hukum yang berlaku pasti tidak akan melakukan hal itu dimedia sosial. Kini media sosial memang banyak. Tetapi sudahkah manusia bijaksana dalam menggunakan media sosial? Hanya diri sendiri yang tahu karna apapun yang dilakukan atas kemauannya sendiri.
Mempertimbangkan nalar  beretika dimedia sosial memang perlu. Demokrasi memang bebas menyampaikan pendapat melalui apapun termasuk media sosial. Tetapi kitapun harus sadar bahwa demokrasi bisa saja menjadi tirani. Demokrasi bisa menjadi tirani dari rakyat dan oleh rakyat. Rakyat bisa mendapat hukuman oleh rakyat-rakyat lainnya. Hukuman itu terjadi karna etikanya tidak disukai rakyat, rakyat yang tidak suka dengan etika itu menindak dengan hukum yang berlaku. Contoh kasus ahok dan lain sebagainya dan yang baru-baru ini anak presiden jokowi.
Seharusnya berbagai kasus kejahatan atau dijahati dimedia sosial haruslah menjadi titik awal kita dalam bersosial media. Kebijaksanaan dalam menggunakan media sosial sangatlah penting dan mendasar. Dimana tidak ada lagi yang dirugikan atau tersinggung oleh berbagai cuitan-cuitan kita dimedia sosial. Mungkin ungkapan pakailah nalar dalam bermedia sosial itu sangat perlu.
Saya memang juga menyayangkan kasus vlog kaesang pengarep. Seharusnya dia- (kaesang) lebih sadar bahwa dia adalah anak presiden. Apapun yang ia lakukan dimedia sosial atau di dunia nyata tetap akan menjadi perhatian publik. Lebih menjadi kesempatan lagi mereka lawan politik presiden mendapati anaknya berkata-kata yang menyinggung. Ibaratnya membidik lawan politik melalui anaknya. Saya meyakini kasus kaesang sedikit-banyaknya akan berbuntut panjang karna ada unsur politik disitu.
Setidaknya kasus kaesang bisa dijadikan pelajaran kita dalam bermedia sosial. Ya dia (kaesang) memang anak presiden tetapi bukan tidak mungkin kita yang bukan siapa-siapa bisa seperti dia. Rezim demokrasi merupakan tirani dari dan untuk rakyat. Kini bukan lagi jamannya berhati-hati bicara pada pemerintah, kini jamanya hati-hati pada orang yang punya masa rakyat. Semakin banyak masa rakyat semakin baik dalam hukum menghukum atas nama rakyat. Semoga kasus ini awal eling dan waspada kita bermedia sosial.