Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kasus Kaesang dan Refleksi Bersosmed Kita

5 Juli 2017   16:52 Diperbarui: 5 Juli 2017   17:11 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apapun boleh dilakukan dimedia sosial termasuk mengolok-olok hal yang ia tidak suka. Tetapi jika orang mengharagi dirinya sendiri dan hukum yang berlaku pasti tidak akan melakukan hal itu dimedia sosial. Kini media sosial memang banyak. Tetapi sudahkah manusia bijaksana dalam menggunakan media sosial? Hanya diri sendiri yang tahu karna apapun yang dilakukan atas kemauannya sendiri.

Mempertimbangkan nalar  beretika dimedia sosial memang perlu. Demokrasi memang bebas menyampaikan pendapat melalui apapun termasuk media sosial. Tetapi kitapun harus sadar bahwa demokrasi bisa saja menjadi tirani. Demokrasi bisa menjadi tirani dari rakyat dan oleh rakyat. Rakyat bisa mendapat hukuman oleh rakyat-rakyat lainnya. Hukuman itu terjadi karna etikanya tidak disukai rakyat, rakyat yang tidak suka dengan etika itu menindak dengan hukum yang berlaku. Contoh kasus ahok dan lain sebagainya dan yang baru-baru ini anak presiden jokowi.

Seharusnya berbagai kasus kejahatan atau dijahati dimedia sosial haruslah menjadi titik awal kita dalam bersosial media. Kebijaksanaan dalam menggunakan media sosial sangatlah penting dan mendasar. Dimana tidak ada lagi yang dirugikan atau tersinggung oleh berbagai cuitan-cuitan kita dimedia sosial. Mungkin ungkapan pakailah nalar dalam bermedia sosial itu sangat perlu.

Saya memang juga menyayangkan kasus vlog kaesang pengarep. Seharusnya dia- (kaesang) lebih sadar bahwa dia adalah anak presiden. Apapun yang ia lakukan dimedia sosial atau di dunia nyata tetap akan menjadi perhatian publik. Lebih menjadi kesempatan lagi mereka lawan politik presiden mendapati anaknya berkata-kata yang menyinggung. Ibaratnya membidik lawan politik melalui anaknya. Saya meyakini kasus kaesang sedikit-banyaknya akan berbuntut panjang karna ada unsur politik disitu.

Setidaknya kasus kaesang bisa dijadikan pelajaran kita dalam bermedia sosial. Ya dia (kaesang) memang anak presiden tetapi bukan tidak mungkin kita yang bukan siapa-siapa bisa seperti dia. Rezim demokrasi merupakan tirani dari dan untuk rakyat. Kini bukan lagi jamannya berhati-hati bicara pada pemerintah, kini jamanya hati-hati pada orang yang punya masa rakyat. Semakin banyak masa rakyat semakin baik dalam hukum menghukum atas nama rakyat. Semoga kasus ini awal eling dan waspada kita bermedia sosial.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun