Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kapitalisme akan Tetap Jaya?

20 April 2019   11:50 Diperbarui: 20 April 2019   21:23 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya mempunyai pandangan sendiri bahwa pada saat sifat manusia melampaui pemberi dan penerima saat itulah kejayaan kapitalisme akan runtuh"

Mungkin sebagian dari kita banyak menganggap bahwa seorang pekerja bukanlah seorang pebisnis. Namun bagi saya itu salah besar, karena menurut saya setiap upaya menghasilkan uang adalah bisnis. 

Secara harfiah bisnis berarti suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainya untuk mendapatkan laba. Disini saya menganggap bahwa pekerja-pun mendapat laba dari tenaga yang mereka keluarkan dalam menangani suatu pekerjaan. 

Pekerja umumnya ingin mendapat gaji "bayaran berupa uang" untuk memenuhi kebutuhan hidup dari setiap upaya daya bekerjanya. Tentu fenomena ini saya anggap sama dengan hal-nya pemodal. Mereka juga mempunyai korelasi dengan pekerja untuk mengembangkan modalnya. 

Kelas pemodal sendiri menginginkan untung, maka dari itu kelas pekerja adalah lahan dari setiap keuntungan mereka melalui segmen bisnis yang pemodal tawarkan kepada pekerja.

Dengan tesis ini menunjukan bahwa seorang pekerja merupakan pebisnis itu sendiri. Keadaan saling bergantung untuk mendapatkan laba menjadikan suatu dalil bahwa "pekerja juga seorang pebisnis". Mengapa saya menyimpulkan pekerja adalah pebisnis? Karena perjanjian mengikatkan diri dengan nilai "gaji" yang membuat mereka "pekerja dan pebisnis" saling bekerja sama atas dasar kesadaran mengambil keuntungan.

Tetapi dalam hal ini mau tidak mau dalam perjalanan-nya, relasi mereka menciptakan kelas itu sendiri. Dimana kelas pemodal menjadi otoritas dan kelas pekerja menjadi pesuruh yang bagaimana-pun jika disuruh, mereka menyanggupi karena keterikatan mereka pada gaji atau upah keuntungan yang mereka terima dari pemodal. 

Dalam struktur masyarakat dengan corak sistem kapitalisme, modal ada pada strata posisi yang tinggi dibanding tenaga, mau tidak mau, senang tidak senang, inilah realitanya.

Saya menganggap dengan segala regulasi dan kesadaran saling berkerja sama antara pemodal dan pekerja membuat mereka berada pada tubuh yang sama. Jika ada salah satu dari mereka sakit, baik pemodal atau pekerja, keadaan akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Ibarat lajunya sebuah kereta api, mereka "pekerja dan pemodal" menempati gerbong yang sama dan mempunyai fungsi dalam gerbong itu. 

Inilah berbagai keterikatan itu, ketika salah satu dari mereka tidak menyanggupinya untuk saling bekerja sama, ada kebebasan mengambil keputusan dari salah satu pihak. Jika ditafsir lebih dalam inilah bisnis itu sendiri, pemodal berdagang dengan modal, pekerja berdagang dengan tenaganya.        

Sakit mereka tentu salah satunya adalah keadaan ekonomi yang fluktuaktif. Dimana fluktuasi ekonomi sangat mempengaruhi pebisnis termasuk juga pekerja yang sama-sama melakukan bisnis didalamnya. Pasar komuditi lesu, Pasar jasa-pun mengikuti lesu, jelas keadaan ini mempengaruhi pasar tenaga kerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun