Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dunia Baru, Berbagai Macam Sumbangan

3 Januari 2019   12:12 Diperbarui: 3 Januari 2019   12:35 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumbangan, seyogyanya adalah untuk orang yang tidak mampu. Jika orang-orang masih dan mau menyumbang itu tanda bahwa orang banyak yang mampu. Kemampuan untuk menyumbang sesuatu dari dan untuk mereka berarti tanda seseorang lebih otomatis sejahtera. Namun di dunia yang semakin maju, sumbangan bukanlah dalam bentuk pertolongan kepada si miskin dan si papa.

Sumbangan telah bertransformasi menjadi dirinya sendiri sesuai dengan kebutuhan yang minta sumbangan. Dalam dunia baru mungkin si miskin sudah berkurang, si papa juga sudah membaik keadaannya. Sangat jarang suara bising dari mereka mengatasnamakan diri patut disumbang. Juga golongan yang sejahtera tidak berseru menyumbang kepada si miskin dan yang papa. Berkaor-koar kata sumbangan berasa tidak laku lagi dalam peradaban dunia baru ini.

Tidak jarang kita sebagai masyarakat dunia baru sangsi dengan seseorang yang meminta sumbangan. Di jalan kita sangsi terhadap segerombolan orang meminta sumbangan untuk bencana. Dari sudut-sudut mini market kita juga sangsi atas nama donasi pendidikan dan lingkungan. Juga rumah-rumah yang dikunjungi untuk permintaan dana atas nama anak yatim dan bangunan-bangunan sarana keagaamaan. Apakah mereka meminta benar-benar menolong mereka yang sedang kesusahan? Mungkinkah mereka yang diatas namakan benar-benar butuh disumbang?  Kita pasti berprasangka siapapun mereka yang meminta pasti ambil untung dari sumbangan itu.

Tidak mungkin tenaga yang mereka curhkan untuk mengambil sumbangan sedikitpun tidak mengambilnya. Dunia baru merupakan dunia dengan mental paling berdagang. Semua ingin untung dan tidak mau rugi. Itulah sebab mereka mencari untung atas nama lemahnya orang-orang yang benar-benar lemah diluar sana. Lalu kita berpikir jika niat menyumbang, sumber yang lebih dipercaya masih ada dan banyak. Tetapi terkadang sumber yang jelaspun belum tentu dapat dipercaya oleh orang-orang peradaban baru. Peradaban dunia baru adalah peradaban paling materialistis, tanpa bukti nyata dalam bentuk tidak akan percaya. 

Mental pedagang sudah merambah setiap lini peradaban. Cara mengambil untung dari orang lainpun terus bertransformasi. Dunia baru tidak mengenal gotong royong ciri dari masyarakat sosialis. Ciri masyarakat gotong royong sudah berubah interpretasinya mejadi masyarakat individulais. Tradisi hajatan diadakan dulu mungkin untuk membantu seseorang punya tanggungan besar karna sangkutan adat dan tradisi masyarakat setempat. Tentu dalam dunia baru ini penafsiran hajatan berbeda dengan masa lalu, dunia baru mengubah itu bahwa hajatan merupakan cara investasi baru masyarakat.

Rupa-rupa bentuk budaya baru masyarakat dunia baru ini. Mereka dan kita adalah sales dalam peradaban ini. Terbaru yang sedang gencar kerja keras menjadi sales dimasa akan datangnya pesta demokrasi adalah para politisi. Mereka terdiri dari orang-orang pintar, sales yang hebat tentunya, bahkan cara baru membawa ganjaran surga dalam menyumbang mereka gunakan. Tidak ada yang murni, politisi demokrasi juga sekaligus pedagang, tidak mau rugi. Terbukti mereka menggalang dana untuk kampanye artinya mereka tidak mau rugi banyak untuk pencapaian individualismenya.

Bagaimana dapat menjadi politisi yang baik dan mampu berkorban untuk rakyat jika masih mengais-ngais sumbangan dari rakyat? Seharusnya kita juga sangsi dengan sumbangan politik ini karna pertimbangan peradaban dunia baru ini. Sejatinya politikus dengan dagangan populisme merupakan politikus gila gelar individualisme. Mereka memanfaatkan rakyat kecil untuk berkuasa, dan kembali kepada mental sales, mereka juga akan mengambil keuntungan juga dari rakyat kecil.

Saya tidak munafik, peradaban dunia baru memungkinkan setiap orang mengejar pentingnya faktor individualisme. Anda membaca dan menulis disini untuk apa? Saya yakin ada peran meningkatkan individu anda, menciptakan nilai untuk anda. Jadi tidak usahlah kita munafik! Peradaban dunia baru menciptakan mental sales itu sendiri, tanpa kecuali, siapapun!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun