Mohon tunggu...
Komalku Indonesia
Komalku Indonesia Mohon Tunggu... Freelancer - Komunitas Menulis

(Komunitas Menulis Buku Indonesia) "Berjuang demi Bangsa lewat Kata kata"

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Buku Antologi Puisi, Menghadirkan Cinta Keluarga Dalam Puisi

14 Maret 2019   05:35 Diperbarui: 14 Maret 2019   05:57 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anis Hidayatie. A. Saifullah Syahid. Doc. Pri

Awalnya, demi mengakomodasi keinginan beberapa teman yang ingin belajar menulis untuk dijadikan buku kami membentuk komunitas. Kesamaan minat, kesamaan asal membuat kami serasa dekat. Malang, sebuah kota di mana kami pernah tinggal, lahir maupun sempat singgah di sini untuk mencari ilmu, untuk bekerja atau untuk yang lainnya menjadi alasan bagi kami membentuk komunitas di landasi ' kearifan lokal' dalam ranah literasi.

Komunitas Menulis Buku Malang Raya dan sekitarnya, bisa pula dimaknai sebagai Komunitas Kompasianers , karena kami juga memposting karya karya kami di Kompasiana.  Komalku Raya, itu namanya. Beranggotakan banyak  profesi, mulai dari wanita rumahan untuk kata lain dari ibu rumah tangga,  mahasiswa, guru, dosen, pustakawan, hingga jurnalis.  Kami  terhimpun dalam satu wadah indah untuk satu kegiatan, belajar menulis, berproses untuk dapat menghasilkan buku. 

Antologi "Kupu Kupu Bersayap Pelangi" adalah 'project' pertama yang menandai keberadaan kami. Judul yang juga merupakan puisi karya Ning Evi Ghozaly  Sebuah nama yang keberadaannya berpengaruh sangat besar terhadap eksistensi Komalku Raya. Kesuksesan launching Komalku Raya di MTsN 1 Malang 6 Februari 2019. Seorang  
Dosen, Motivator, Trainer, Konsultan Pendidikan yang berkenan mengisi acara launching beserta nama besar lain seperti KH. Marzuqi Mustamar LC, Akhmad Bayhaqi Kadmi (Editor Expert Times Indonesia Network, Kolumnis Dakwah Media Ummat, Host TV9), Ustdz Faris Khoirul Anam LC.  (Dosen, Pengasuh PP. Darul Faqih Malang)
Faris serta Kepala MTsN Bapak Samsudin. 

Ada banyak karya indah dalam buku kumpulan puisi kami, mengusung tema cinta keluarga. Sebuah tema sarat makna yang ingin kami angkat sebagai gerakan kembali dalam kehangatan cinta terhadap keluarga. 

Sebuah tema populer namun mampu menyentuh rasa terdalam batin manusia. " Istri mana yang tak peka kala mengungkapkan betapa sayang dia pada suaminya? Ibu mana yang kan tega membiarkan anak anaknya tak mendapat  belaian doa? Demikian pula sebaliknya, ketika anak mengungkapkan rasa tentang orang tua, tentang kakek nenek nya, maka terasa betul bahwa harta yang paling berharga adalah keluarga". Itulah misi kami yang utama. Menghadirkan kembali cinta keluarga sebagai energi utama.

Bahwa kemudian ada folder khusus tentang beberapa judul puisi bergenre Patidusa. Itu adalah bagian dari ciri khas buku ini. Hasil dari beberapa masa belajar dan bercengkrama di dalam komunitas Komalku Raya. Sebagai penanda bahwa kita pernah membahas tentang puisi-puisi termasuk patidusa di dalam komunitas grup via WA.

Tentang apa itu PATIDUSA, berikut saya gambarkan secara singkat, merupakan singkatan dari empat tiga dua satu. Bagian dari genre di bidang literasi puisi yang  ditemukan bentuknya oleh Agung wibowo dan diberi nama oleh Mas Agus Supriyadi. Puisi ini hasil evolusi sastra dari suatu bentuk puisi yang telah ada yaitu Puisi Lipatdus

Puisi Patidusa berformat 4-3-2-1, 1-2-3-4 dan seterusnya. Minimal bait adalah 2 (dua) membentuk piramida double. Juga bisa 3,4,5,6 bait dan seterusnya sesuai selera. Judul puisi tergantung pada ide penulis. Ada pengerucutan bentuk dalam menata kata.

 Selain sebagai salah satu kekayaan sastra Indonesia, Puisi Patidusa mempunyai keistimewaan membentuk makna kuat, padat, di tiap bait. Sehingga mengantarkan penulis pada penyampaian isi puisi. Hal ini bisa kita rasakan pada puisi-puisi yang telah ditulis para anggota komunitas dalam buku perdana kami ini.

Harap kami, buku ini dapat menjadi motivasi bagi para anggota komunitas pun yang bukan, yang berkenan membaca buku ini, untuk lebih bergiat literasi, bahwa kita bisa menulis, bahwa kita bisa membuat buku sendiri, sesuatu yang selama ini selalu hadir dalam mimpi. 

Buku antologi puisi ' Kupu-kupu Bersayap Pelangi'  merupakan bukti kebersamaan ini. Minat yang sama terhadap kesukaan membaca dan menulis telah berhasil menjadi pendorong bagi kami untuk menerbitkan buku.  Antologi dahulu, sebagai bukti telah terjalin silaturahmi,  sebagai pemanasan sebelum kami  berani menerbitkan solo, berdiri dengan nama sendiri.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun