Mohon tunggu...
arie setiawan
arie setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelance writer

Menjadi new be untuk tetap bisa to be

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Apa yang Terjadi dengan Pertanian Indonesia

21 Maret 2017   10:40 Diperbarui: 21 Maret 2017   18:01 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

“Tongkat kayu dan batu jadi tanaman” masih ingatkah kita pada sepenggal sair lagu dari musisi legendaris Indonesia ini? Ya,,, Koes Plus, musikus legendaris asal Indonesia yang terinspirasi dengan kekayaan negeri ini, mencoba bercerita tentang betapa istimewanya anugerah yang diberikan Tuhan di tanah Indonesia. Indonesia memang terlahir dengan kekayaan alam yang melimpah. Salah satu sector yang menjadi komoditi masyarakat Indonesia adalah sector pertanian. Meskipun kontribusi terhadap GDP dari sector pertanian tidaklah terlalu signifikan, namun sector ini menjadi fundamental bagi masyarakat, terutama bagi kalangan rakyat kecil mengengah yang menggantungkna hidupnya disector pertanian.

Sektor yang menjadi tumpuan hidup kebanyakan warga pedesaan ini kini seolah-olah mati suri, setelah dulu pernah meraih kejayaanya. Mampu berswasembada pangan, menurut saya adalah prestasi yang sangat membanggakan dari para petani kita. Saya tidak tau bagaimana system pertanian dan pemerintahan dijalankan saat itu (1984 saya belum lahir, hehe). Apabila melihat kembali keberhasilan yang pernah dicapai rasanya kita perlu menelisik beberapa hal, kenapa sekarang kita tidak mampu menggerakkan sector pertanian ini?

Saya sendiri beasal dari keluarga dan lingkungan petani. Hampir semua warga didaerah saya berasal bermatapencaharian sebagai petani. Sedikit cerita, saat saya pulang kampung sebentar dan menyempatkan diri untuk berkumpul bersama warga untuk sekedar bersosialisasi. Berbagai cerita dan keluhan warga meluncur tentang pertanian mereka. Ada yang membahas tentang musim yang kini kian tidak menentu, ada yang mengeluhkan tentang pupuk, pengelolaan pasca panen, harga jual hasil panen hingga mahalnya tanaga kerjanya. Kebanyakan dari warga saya adalah mengeluhkan tentang pupuk saat masa tanam berlangsung. Kesulitan mendapatkan pasokan pupuk menjadi bahasan klasik yang selama ini selalu mereka bahas. Sealin itu harga sewa tenaga kerja untuk melakukan pemanenan yang dirasa kini semakin mahal. Komoditi pertanian yang ada di daerah saya adalah padi dan jagung.

jjjjjjjjjj

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun