Mohon tunggu...
Kwee Minglie
Kwee Minglie Mohon Tunggu... lainnya -

Motto : Hiduplah bermanfaaat bagi orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Politik

Peluru yang Ditembakan ke Ahok Mantul Kembali

16 Februari 2017   19:48 Diperbarui: 16 Februari 2017   19:57 3476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepanjang sejarah Negeri kita berdiri, baru kali ini kita melihat seorang Basuki Tjahaya Purnama diserang dengan peluru berutubi-tubi yang berkaliber berat, namun pelurunya nyasar kemana-mana, seperti bumerang

Penulis tidak lagi menceritakan siapa yang menembak peluru yang menyerang dan mematikan itu dari mana asalnya, karena hampir setiap hari media tulis, kaca dan mensos tidak pernah luput dengan berita Ahok yang dikenal juga Basuki Tjahaya Purnama, entah karena namanya atau hokgienya peluru yang ditembak tidak menembus sebaliknya mantul kembali pada yang menyerang.

Yang pasti, sesungguhnya Tuhan tidak menutup mata bagi orang yang diperkenan oleh-Nya. bagi orang yang senantiasa takut dan hormat akan Allah, pasti akan memperoleh perlindungan, bahkan banyak hal yang diluar dugaan manusia itu akan dinyatakan.

Ahok ( BTP ), diserang, ia tidak melawan, bahkan seperti domba siap disembelih, selaku manusia Ahok tetap merasa sedih, karena niatnya disalah artikan. Selaku manusia kadang Ahok bisa lepas kendali mengeluarkan kata yang menyakitkan lawan. IA menganggap dirinya seperti orang tua yang menasehati anaknya. Bayangkan biaya operasional selaku gubernur, dimanfaatkan untuk menolong orang miskin dan yang tidak berkemampuan, menaikan haji bagi orang tidak mampu, selebihnya uang dikembalikan pada kas negara. 

Padahal itu hak dia selaku Gubernur, ia bisa memanfaatkan untuk pribadinya, namun tidak baginya. Kita bertanya adakah gubernur sebelumnya ada seperti Ahok lakukan ? Jawablah sendiri ! Ahok dikatakan menistakan agama Islam, padahal tidak seperser uang dia berikan pada  gereja seagamanya, sebaliknya membangun mesjid dimana-mana, namun tiada seorangpun berterima kasih atau memujinya. Bagaimana dia tidak sedih dan menangis ? itupun diterimanya juga.

Ahok sangat dibenci oleh mereka yang terang-terangan jalan jahatnya terhalangi, usahanya disumbat, niat jahatnya terbongkar. Maka issiu-issiu yang negatif, fitnah terus menerus dilempar kemukanya, bahkan niat memenjarakan dirinya untuk menghabisi karier sebagai gubernur DKI hancur. Sedikit kesalahan yang bukan salah dikejar terus, peluru ditembak dengan berbagai kaliber, hanya sayangnya bom bunuh diri belum dilakukan, karena belum siap mati.

Ahok, seakan-akan menerima nasib apapun yang ditembakan pada dirinya, sampai harus menjalani sebagai terdakwa didepan pengadilan, namun itu semua tidak membuat dirinya kendor, bahkan sudah siap untuk masuk penjara, asalkan bukan karena korupsi, ia merasa bangga walaupun difitnah untuk itu.  Ia menjalankan tugas selaku pelayan rakyat, yang diatur dalam konstitusi, sedikitpun ia tidak berani melanggar. Namun tetap berdiri kokoh siapa saja yang berani menggoyahkan konstitusi. Salahkah itu ?

Ahok dibenci oleh orang yang merasa terganggu karena niat buruknya diblokir Ahok namun dia didukung oleh mereka yang melek akan kebenaran. Oleh mereka yang sudah merasakan hasil kebijaksanaannya, terbukti fitnah dikalahkan dengan kebenaran dimana ia menang dalam pilkada kemarin.

Ahok dibenci oleh rakyat yang mudah terprovokasi, namun didukung oleh yang sudah menikmati hasil kerja, menikmati Jaminan free sekolah, free tranportasi, free kedokter dan fasilitas RPTRA, rakyat seluruh DKI sudah merasakan enaknya karena bebas banjir yang puluhan tahun menderita karena datangnya setiap tahun. berapa hebat biaya setiap tahun untuk mengamankan korban banjir, adakah yang berterima kasih ? dari mereka yang hati nuraninya tidak berfungsi baik ? mata hatinya menjadi buta karena tidak melihat itu semua.

Banjir sudah teratasi, rakyat kecil terlindungi, kesehatan terjamin, sekolah terjamin, tranportasi terjamin, pembangnan berjalan, kemacetan sedang dikerjakan mudah-mudahan tahun 2018 akan selesai, DKI akan diubah menjadi daerah yang akan dikagumi dunia.  Apakah masyarakat DKI tidak ingin itu terwujud ? hanya butuh kesabaran paling lama 2 tahun.

Hanya dua tahun untuk bersabar ! bukti sudah ada, hasil kerjanya tidak asbun atau janji yang tidak berwujud. Semua sudah terbukti, kenapa harus dibenci? kenapa harus menggunakan cara menghentikan tugasnya ditengah jalan ? bukankah itu resiko besar? Bagi Ahok mau diberhentikan bukan masalah, bahkan akan lebih baik, namun bagi perkembangan perubahan yang lebih pasti akan morat-marit. Lihatlah para koruptor ikut pilkada, siapa yang dipilih ? tiada seorangpun memilih Ahok, kenapa ? saya rasa kita semua bisa menjawabnya bukan ? Sebenarnya bangsa ini mau lebih baik atau lebih senang seperti koruptor-koruptor itu ?  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun