Mohon tunggu...
Kwee Minglie
Kwee Minglie Mohon Tunggu... lainnya -

Motto : Hiduplah bermanfaaat bagi orang banyak

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebencian & Dampaknya

15 Juli 2017   17:06 Diperbarui: 15 Juli 2017   17:26 1003
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belangkangan bangsa kita dilanda dengan berbagai masalah, salah satunya adalah penyakit kebencian dikalangan oknum yang berpolitik, karena merasa kehilangan dan terkalahkan, maka kebencian mulai berkembang dari dalam hati. Yang pasti kebencian itu bisa bermuka dua, satu bisa terbaca dan kedua sulit ditebak. 

Kebiasaannya yang bisa terbaca mudah ditebak, adalah orang yang kurang bisa bermain dengan cara selain berkoar-koar menunjukan kebodohan dirinya dengan terus menyerang tanpa alasan jelas, atau sekedar mendengar issiu kemudian ditanggapi dengan asbun ( asal bunyi ). orang semacam ini mudah digunakan / diperalat oleh yang model kedua yang sulit ditebak itu.  Biasanya selain berkoar-koar, mereka mudah dibeli, karena memang dasarnya adalah jual beli. Penyebaran kebencian yang dilakukan oleh kesatu itu lebih dinominasi oleh mereka pada dasarnya bisa mendapat sedikit manfaat. Gerakannya memanfaatkan apa saja sebagai alat pencapaian, misalnya membuat kekacauan, membuat issiu yang penting menciptakan kondisi yang bisa merugikan pihak yang dijadikan sasaran. bisa pejabat, pengusaha, petinggi dan lain-lain.

Kebencian yag dilakukan oleh pidah kedua, ini yang sebenarnya sangat berbahaya, karena mereka kebanyakan yang berpendidikan tinggi, memiliki kekuatan massa, kemampuan dana dan memiliki niat sebagai penguasa untk melakukan apa saja yang diinginkan oleh dirinya, kelompok atau komunitasnya, dengan satu tujuan menjatuhkan pihak lawan atau setidaknya bisa menuntut negosiasi untuk memperoleh sebagian atau seluruh keuntungan yang selama ini dirasakan terhalang dan dirugikan karena tidak dalam kekuasaan. untuk pencapaian tujuan, mereka suka memanfaatkan kelompok kesatu, karena memiliki dana kuat. 

Kebencian, diawali dari kakalahan perebutan kekuasaan, jabatan strategi dan kalah dalam bersaing. Dampak kebencian mudah menjadi  iri-hati yang berdampak sangat luas dan berbahaya. karena begitu iri hati merajarela dalam hati, maka pola-pikir selalu mengarah negatif, dan mudah memilih  pintas jalan.   Misalnya membuat issiu, menghimpun kekuatan bayaran, membuat kekacauan dengan merampok, membakar, memperkosa dan membunuh. intinya melemahkan orang atau kelompok yang menjadi lawannya.

Sering kita melihat dalam berita yang seharusnya bisa saling menghargai, bisa menghormati beda pendapat, saling memaafkan dan saling toleransi yang sesungguhnya adalah budaya bangsa majemuk kita yang baik dan indah itu sudah berubah menjadi saling membenci, saling menjatuhkan dengan berbagai fitnah dan mencari masalah yang sesungguhnya bukan masalah, yang penting tujuan tercapai.   

Kalimat bijak mengatakan Iri-hati mendatangkan kebencian yang berakibat membusuknya tulang.  mau sadar atau tidak, mereka yang berada dalam kebencian, sangat diyakini tidak pernah ada damai dalam hidupnya, jika kelak ia memperoleh apa yang diinginkan, pembusukan tulang tidak pernah berhenti, karena bagaimanapun kegelapan tidak akan mampu melenyapkan terang. sehari kelak pasti akan terbongkar niat buruknya. oleh sebab itu pembusukan tulang akan dimulai dari hilangnya rasa damai dan aman, hatinya penuh curiga pada orang dikelilingnya, bahkan orang yang dipercaya juga dicurigai, karena   diantara mereka masing-masing memiliki kartu As, dengan menanti waktu maka As-nya akan terbongkar.

Bagaimana bisa ada damai, jika hukum hati nurani dilanggar ?  Dampak berikutnya segala tindakan atau kebijaksaan yang dibuat selalu bersifat pintas, tidak dipikir dampak atas putusan yang gegabah asal tujuan bisa dicapai dengan cepat dalam waktu sesingkat-singkatnya. karena baginya waktu tidak selamanya berpihak. bahkan dengan berbagai cara ilegal untuk melawan waktu. 

Tulisan in sangaja dibuat untuk kita renungkan, kedepan kepada siapakah yang harus kita pilih menjadi pemimpin bangsa, karena pemimpin penentu kemana bangsa ini akan dibawa. janganlah kita memilih perilaku orang yang penuh kebencian dan tidak sabar berjalan menurut tata cara yang baik. karena yang dimiliki hanya kepentingan diri dan ketamakan menjadi semua pertimbangan jika kekuasaan diperolehnya.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun