Mohon tunggu...
King Ryad
King Ryad Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wow, Revolusi Mental Dibandrol Rp149M!

27 Agustus 2015   22:16 Diperbarui: 27 Agustus 2015   23:19 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anggaran program gerakan revolusi mental yang digagas Kementerian Koordinator Bidang Pengembangan Manusia dan Kebudayaan sangat fantastis, 149 Miliar (149.000.000.000). Dan ini sudah tertuang dalam APBN-P 2015.

Kita sebagai rakyat hanya bingung dengan program itu. Bukan apa-apa, dalam kondisi perekonomian yang sulit seperti saat ini uang sebesar itu cukup banyak. Jika dialihkan untuk membangun rumah tipe 21 dengan luas tanah 60 m2, dengan harga sekitar Rp130 Jutaan, lebih 1000 rumah bisa dibangun dengan dana sebesar itu.

Apalagi, hingga saat ini, belum jelas bagaimana blue print dari program revolusi mental itu. Bagaimana bentuknya, siapa yang akan disasar. Apakah anak-anak, remaja atau dewasa. Meski sudah dikatakan bawah Kementerian PMK sudah menyusun buku Landasan Filosofis dan Buku Panduan Umum revolusi mental.

Revolusi mental itu, sesuatu yang abtrak, sesuatu yang tak nyata dan hanya ada dalam mindset masing-masing dari kita. Karena itu, tak mudah untuk menerapkan program ini. Lebih lebih jika sifatnya, hanya untuk memenuhi janji sebuah kampanye, maka program ini tak akan banyak membantu perubahan sebuah perilaku.

Karena pembentukan mental itu tak ‘ujug-ujug’, prosesnya panjang, sejak dari dalam kandungan, proses itu sudah dimulai. Tak usah jauh, kita disuruh membuang sampah pada tong atau kotak sampah aja sangat sulit. Lihat saja di Terminal, Stasiun Kereta, bahkan Bandara. Orang melempar kertas permen, puntung rokok dan sisa-sisa camilannya, sebagian masih dibuang seenaknya. Kita harus berterima kasih kepada cleaning service,  karena merekalah, sisa-sisa buangan itu dimasukkan ke tempatnya.  Malahan saat kita melaju di jalan bebas hambatan, kadangkala ada saja yang membuang sampah seenaknnya. Itu contoh sederhana. Perilaku sehari-hari.

Kita sudah diajarkan, bahwa kebersihan itu adalah sebagian dari iman. Dan ini diajarkan berulang-ulang di sekolah, di rumah dan dimana saja oleh guru-guru dan orangtua kita. Namun, sebagian dari kita tetap saja membuang sampah seenaknya. Apalagi, program ini, obsesinya besar, ingin merubah integritas, etos kerja dan menumbuhkan semangat gotong royong. Sangat revolusioner, ‘Indonesian Dream’.

Menulis Revolusi Mental memang mudah, berbicara juga gampang,  tapi dalam prakteknya tak sederhana. Karena ini menyangkut cara pandang, cara bersikap, perilaku dan norma-norma kelaziman dan tidak lazim terhadap sebuah persoalan. Ini jahat, ini baik, ini bagus dan ini kotor. Hal-hal semacam itu, tak bisa diajarkan dalam semalam. Secara instant, kecuali kita punya tongkat Harry Potter dan mengarahkan kepada objek (orang) yang kita inginkan, sembari mengucap mantera  Obliviate, seketika itu juga objek tersebut  hilang ingatan… . Semoga kebaikan datang dari segala penjuru.

 

East Jakarta

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun