Mohon tunggu...
Izzuddin Muhammad
Izzuddin Muhammad Mohon Tunggu... Freelancer - hamba Allah

penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Tujuan Pacaran Adalah untuk Putus, Setuju?

22 Februari 2017   11:18 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:28 5379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh shutterstock

Tujuan pacaran adalah untuk putus. Bisa karena menikah, bisa karena berpisah.” Pidi Baiq (1972-2098).

Kutipan di atas tentu sudah tak asing lagi bagi Anda yang pernah atau sedang membaca buku serial Dilan karya Pidi Baiq. Sebuah novel remaja yang sangat bikin baper, menghibur, dan bermanfaat. Baik bagi Anda yang masih remaja atau yang telah mulai beranjak hijrah dari remaja menuju jenjang yang lebih dewasa.

Oh, iya, sebelumnya mohon maaf, jika Anda adalah golongan orang-orang yang mengharamkan pacaran saya sarankan untuk tidak melanjutkan membaca goresan ini. Karena bukan Anda yang saya khitab di tulisan ini, melainkan mereka yang pernah, sedang, atau ingin berpacaran. Bagimu prinsipmu, bagi mereka prinsip mereka. Silahkan close blog ini dulu, akhy, ukhty.

Pidi Baiq menyuguhkan cerita dengan sangat sederhana. Bahasanya enteng sekali. Mudah dicerna. Tanpa mengurangi kekayaan makna yang ingin disampaikan. Sosok Dilan yang ceplas ceplos dan anti mainstream dibanding cowok kebanyakan membuat cerita ini lebih hidup. Begitu juga Milea, remaja cantik yang emosinya masih labil. Membaca cerita ini seakan tengah berdialog dengan Si Cantik Milea. Maka ketika saya membacanya sembari minum kopi, rasanya Milea tengah di samping saya menyeruput kopi luwaknya juga. Sembari tersenyum manis, “Bang Izzu cakep,” ucapnya malu-malu. Ah, Milea....

Di sini saya tidak mau spoiler serial cerita Dilan dan Milea. Terlebih jika Anda berniat ingin membacanya, lebih baik Anda tidak tahu. Biar baper dan sensasinya dapat. Justru saya ingin sedikit membahas hal-hal penting yang patut untuk kita renungkan. Tapi merenungnya santai saja, jangan kontemplatif. Santaiplatif aja. Okeh? Deal?

sumber : dokumen pribadi
sumber : dokumen pribadi
Masa Lalu adalah Milik Semua Orang
Sudah takdir manusia berjalan dalam pusaran waktu. Secara periodik, manusia memiliki tiga waktu; masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Selalu ada perbuatan yang pernah kita lakukan di masa lalu yang tidak jarang berdampak pada keadaan kita di masa sekarang. Dan semua orang berhak merencanakan masa depannya yang tak jarang terpengaruhi oleh kondisi masa lalu dan masa sekarangnya.

Kalian boleh pacaran dengan Si A hari ini, tapi siapa yang menjamin Si A akan jadi pasangan hidup kalian di depan penghulu nanti? Tidak ada! Karena jodoh adalah rahasia Allah. Maka, kalau pacaran ya udah jangan serius! Semakin serius kamu pacaran semakin besar kemungkinan sakit hati akan menghampirimu. Karena keseriusan pacaran cenderung membuat orang tersebut berharap tanpa bisa dikendalikan. Melambung ketinggian, eh waktu tiba-tiba jatuh (atau dijatuhkan) pasti sakit banget, kan? Iya, kan? Udah deh percaya aja! Saya pernah merasakan kok, *eh.

Apa yang kita lakukan hari ini akan jadi masa lalu di hari esok. Maka tugas kita, seyogyanya, adalah bukan memastikan hari ini akan menjadi masa lalu terbaik di hari esok. Tapi memastikan hari ini menjadi masa lalu yang tidak akan kau sesali kelak. Jika engkau jatuh cinta, kemudian cinta itu tercampakkan, sakit memang akan terasa. Tapi tugas kamu cuma satu, Bung. Cuma satu: memastikan bahwa engkau pernah berjuang dengan maksimal. Dan ketika perjuanganmu itu seakan tak membuahkan hasil, maka saatnya berfikir kapan waktu yang tepat untuk berhenti berjuang.

Pacaran Itu Nggak Usah Serius!
Serius di sini dalam artian berharap banyak. Tengok lagi lah kutipan Pidi Baiq di atas! Tujuan pacaran itu untuk putus. Bisa jadi putus karena menikah (alhamdulillah mah kalau ini). Dan bisa juga putus karena berpisah (alamak, mohon bersabar, ini ujian, ini ujian dari Allah).

Jika ternyata kelak kau menikah dengan pacarmu hari ini, saat itulah kau harus serius! Serius yang berpahala. Serius yang diapresiasi malaikat. Uh, penduduk langit pada tepuk tangan kalau Kau serius ketika udah “sah”.

Nah, kalau ternyata pacarmu hari ini bukan jodohmu. Ya udah, biarin aja. Kalau kamu nggak serius amat, insya Allah sakit hatinya nggak bakalan lama. Paling cuma beberapa jam saja. Tapi kalau kamu serius pacaran dan ternyata nggak jodoh... Alamak, kasihan kau lah! Berapa tisu yang akan kau habiskan menghapus sungai yang mengalir di pipi? Seberapa bengkak matamu? Berapa liter air mata yang keluar? Cem mane pula kau ni.

Sekarang udah sepakat belum tujuan pacaran itu putus? Bagus kalau sepakat. Tapi kalau belum hm... terserah kau lah!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun