Mohon tunggu...
Kido Kresnajaya
Kido Kresnajaya Mohon Tunggu... Pendidik dan Tenaga kependidikan -

memotret realita lewat fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Jiwa-jiwa yang Marah

1 Juni 2013   06:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:42 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sunyi kumenatap lentera senja

Tanpa satupun tangan yang membawa bersamanya

Masih berjibaku dengan arah angin

Meskipun sesekali ia tampak letih

Langkah kaki saling berebut tempat

Seolah waktu kan bergeming

Dan lembayung keemasan perlahan beranjak dari hadapku

Meninggalkanku bersama Kala

Semburat panasnya jadi permadaniku

Gelegak uapnya mencoba menjadi mantelku

Saat kuberlari tanpa alas

Kini, wajah-wajah angkasa terlihat murung

Pastilah sesaat lagi kan menangis

Menangislah wahai bidadari-bidadari langit

Aku masih bernaung untukmu

Berilah sekedar kesejukan

Siramilah dengan air mata kasih kalian

Agar jiwa-jiwa yang marah

kembali temukan jalan pulang…. (Sat, 010613, 02.49)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun