Mohon tunggu...
Khud rizal
Khud rizal Mohon Tunggu... -

ingin pergi ke bulan, melihat luasnya kuasa Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Alhamdulillah, Indonesia Kalah Lagi

27 Desember 2010   05:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:21 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai putra Indonesia sekaligus pecinta sepakbola saya bangga sekaligus terharu melihat prestasi timnas Indonesia sampai pada partai final piala AFF 2010, gimana gak bangga tim yang amat sering kalah ini mampu tampil sempurna dengan kemenangan 100% bahkan terhitung produktif dengan 15 gol dan hanya kemasukan 2 gol saja. Mungkin perasaan saya ini sama dengan penduduk Indonesia lainnya sehingga larut dalam euforia yang tiada henti selama turnamen berlangsung walaupun piala belum berada dalam genggaman tapi yo wislah nikmatin aja dulu kemenangan ini. Setiap hari media di Indonesia memberitakan tentang timnas Indonesia apa saja yang mereka lakukan pasti jadi santapan publik, tidak hanya para person yang terlbat didalamnya yang berhubungan dengan merekapun ikut-ikut jadi populer bahkan yang hanya sekedar komentarpun jadi terkenal akhirnya idola-idola barupun bermunculun. Melihat itu semua entah kenapa lama kelamaan saya jadi eneg dengan semua ini yang terkesan berlebihan, hampir semua sudut di negeri ini membicarakan mengenai timnas sepakbola Indonesia, mulai dari pejabat, artis, pedagang, hingga rakyat biasa. Elu-elu yang berlebihan pun muncul, biasanya berita infotainment gak pernah menayangkan cerita tentang atlit sepakbola serta merta memburu mereka, gak dapat pemainnya keluarganyapun okelah. Sontak dengan seketika para pemain bola itu menjelma menjadi selebritis, yang lucu menurut saya beberapa sosok yang menjadi bintang itu bukan karena prestasinya melainkan karena 'kegantengannya' ck.ck.ck.. yah inilah Indonesiaku mengidolakan seseorang cuma karena dari segi fisiknya. Belum lagi berita-berita yang ditampilkan di layar kaca apa-apa mesti dihubugkan dengan timnas Indonesia padahal final saja belum digulirkan, piala masih jauh dari tangan dan ironisnya para pejabat n politisipun terkesan ikut memanfaatkan situasi. Ditambah lagi perilaku PSSI yang sangat terkesan 'aji mumpung'. Penjualan tiket minta ampun mahalnya, semakin sering timnas menang maka semakin mahal-lah tu tiket, anehnya orangpun tetap rela mati untuk mendapatkan tiket itu. Penujalan yang amburadul, tak teratur dan supporter yang menggila bahkan rela berhari-hari mengantri demi tiket nonton langsung alasan mereka demi Indonesia, pertanyaan saya 'Apakah dengan berkorban hanya demi menonton langsung trus Indonesia bakalan berubah menjadi lebih baik atau timnas akan otomatis pasti menang ? Tidak adakah cara-cara yang lebih baik untuk memajukan negara ini ?' Mungkin komentar saya ini terkesan tidak berpihak pada sepakbola kita, jujur saja saya juga sama dengan penduduk Indonesia lainnya tetapi menyaksikan perilaku kita yang 'lebay' ini saya jadi sedih padahal ini baru pentas Asean ibarat kata level internasional paling rendah tetapi euforia kita sudah ngalah-ngalahin piala dunia. Akhirnya Hari Itupun Tiba Entah mengapa menyaksikan euforia yang berlebihan itu saya malah berdoa agar timnas Indonesia kalah saja, bukan berarti saya tidak mendukung timnas lagi tetapi saya merasa malu saja menyaksikan perilaku kita yang berlebihan terutama para supporter yang berusaha mendapatkan tiket nonton langsung di GBK seolah-olah tidak ada lagi yang lebih penting selain menyaksikan timnas sepakbola Indonesia menang semua ditinggalkan terlebih yang muslim pasti tidak sholat artinya mereka sudah mengesampingkan Tuhan come on man. Perilaku Supporter Sepakbola di negeri ini sungguh belum terpuji (tidak bermaksud men-generalisir cuma berdasarkan pengalaman pribadi), di kota saya tinggal saat ini jika ada pertandingan sepakbola yang diikutin oleh tim daerah setempat sering sekali terjadi kericuhan bahkan antar sesama mereka sendiri, perilaku mereka dijalan juga cukup membahayakan orang lain. Ketika ingin berangkat ke stadion ataupun setelahnya mereka konvoi rame-rame dengan berisik yaitu mengganti klakson motornya dengan suara yang memekakkan telinga, melanggar rambu-rambu lalu lintas dan menerobos lampu merah, naik angkutan umum gak mau bayar, klo rusuh gak peduli ama orang lain yang dijalan, pokonya Indonesia ini sepertinya cuma milik mereka hufch.. Kembali ke euforia piala AFF 2010 yang berlebihan kita, sejak semifinal saya sudah miris menyaksikan perilaku itu semua, walaupun saya berharap timnas menang tapi hati kecil saya berdoa timnas kalah saja aneh ya emang. Saat itu sepertinya doa saya belum dikabulkan sama yang kuasa mungkin kita dibiarkan dulu larut dalam kegembiraan biar hancur sekalian nantinya, hingga akhirnya finalpun tiba dan tak tanggung-tanggung Indonesia dihajar negara serumpun Malaysia 3-0 walaupun baru leg.1 masih ada harapan di leg.2 tapi melihat skor yang tebal itu sulit rasanya untuk mengejar bahkan sang pelatihpun sudah berujar peluang Indonesia hanya tinggal 10%. Apapun alasannya tidak perlulah kita mencari pembenaran daripada nyalah-nyalahke orang lain lebih baik introspeksi. ,Saya tidak bermaksud pesimis, saya tetap berharap Indonesia bisa menang di leg.2 ntar di tanah sendiri GBK walaupun dalam hati saya tetap berdo'a agar Indonesia tetap menjadi runner up saja karena mental kita semua lebih dominan menjadi nomor 2, kita cenderung menjadi bangsa pengekor, peniru dan terlalu suka senang-senang n malas kerja keras, mohon maaf jika ada yang tersinggung ini cuma pendapat pribadi semoga kita semua bisa berubah (termasuk diri saya pribadi) karena perjalanan kita masih jauh, dan khusus buat timnas sepakbola Indonesia dan PSSI sebagai penanggung jawabnya tunjukkanlah prestasimu jangan baru selevel ASEAN sombongnya udah setengah mati (bukti: mahalnya harga tiket) semoga ini bisa menjadi pelajaran kembali (walaupun sebenarnya bukan pengalaman pertama. Kenapa sih malas berubah dan belajar dari pengalaman ?). Saya sepaham dengan  gelandang Ahmad Bustomi yang berpendapat bahwa kekalahan ini merupakan sebuah teguran dari Yang Maha Kuasa. "Sebuah tamparan dr Alloh untuk kta semua bahwa kta blm juara blm apa2 tp sdah byk yg takaburrr.......!!!" tulis gelandang Arema Indonesia itu dalam akun twitter @bustomi_19. Akhirnya saya cuma bisa berujar "Ini bukanlah akhir dari segalanya garudaku dan  Alhamdulillah, Indonesia Kalah Lagi". http://chudrizal.blogspot.com/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun