Mohon tunggu...
Kholied Mawardi
Kholied Mawardi Mohon Tunggu... Guru Swasta -

Ayah tiga putra yang gila baca yang sedang menularkan virus membaca ke 3 jagoannya. Tetap membaca agar dapat menulis lebih baik lagi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Anugerah Bayi Kembar

24 Januari 2017   08:43 Diperbarui: 24 Januari 2017   09:05 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Memiliki bayi kembar tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Saya dan istri baru mengetahui bayi dalam kandungan jumlahnya dua pada bulan ketujuh. Saat itu di minggu awal Desember 2015, istri mengeluh perutnya sakit. Ibu mertua kemudian memanggil Bidan Desa. Setelah diperiksa ternyata bayi dalam kandungan seperti ingin keluar. Artinya bila tidak tertolong, bayi bisa lahir premature.

Bu bidan meminta istri memeriksakan kandungan ke dokter di RS terdekat. Saya yang masih di sekolah segera diminta pulang untuk mengantar istri ke RS. Sepuluh menit kemudian, saya tiba di rumah. Wajah istri terlihat lemah dan pucat. Istri meminta diantar ke RS yang berada di kecamatan sebelah. RS ini memiliki banyak pasien dari luar kota seperti Jombang dan Sidoarjo. Pelayanan prima dan ongkos murah menyebabkan RS ini tidak pernah sepi dari pasien.

Setibanya di RS, dokter kandungan belum datang. “Pak dokter belum tiba. Silahkan ukur berat badan dan tensi,” ungkap perawat ramah kepada istriku. Akhirnya pak dokter kandungan pun tiba. Satu persatu pasien masuk ke ruang periksa sesuai nomor antrian. Satu jam berikutnya, nama istriku dipanggil masuk ke ruang periksa.

Dokter meminta kami masuk dan menanyakan berapa umur kehamilan dan ini kehamilan ke berapa. Dokter sempat mengira bayi dalam kandungan istri bobotnya jumbo. Perawat meminta istri rebahan di ranjang periksa. Dokter mulai mencari dimana posisi dan mengukur bobot bayi. Layar televisi yang di pasang di tembok menampakkan hasil USG bayi dalam kandungan.

Pak doter akhirnya menemukan bayi kami yang waktu itu bobotnya 2 kg. Kemudian Pak dokter mengatakan ada bayi lagi di bagian bawah bayi yang pertama. Sontak kami terkejut dan senang. Tidak ada riwayat bayi kembar dari keluarga saya. Sedangkan dari garis keluarga istri memiliki saudara dari nenek buyut yang mempunyai bayi kembar.

Kehamilan bayi kembar termasuk resiko tinggi, sehingga persalinan disarankan di RS tidak boleh di rumah memanggil bidan. Segera saya mengurus BPJS Kesehatan untuk kami sekularga. RS tempat istri periksa ternyata belum menjadi peserta BPJS Kesehatan. Saya segera mencari informasi beberapa RS yang menjadi mitra BPJS Kesehatan.

Akhirnya kami memilih RS yang berada di dekat pasar burung Mojokerto. Pertimbangannya waktu periksa kehamilan dilayani Senin hingga Jumat setiap jam 18.00 WIB. Sehingga hamper setiap malam pasien berjubel karena usai salat maghrib adalah waktu longgar para suami mengantar istrinya periksa kandungan. Serta dokternya sama yang memeriksa kandungan istri saat hampir persalinan prematur.

Dokter tanpa kami minta menyebutkan jenis kelamin si kembar. Ternyata berkelamin laki-laki. Berarti nanti aka nada tiga jagoan di rumah. Anak pertama kami yang pertama laki-laki bernama FAIZ AZWA MAWARDI. Untuk nama si kembar, sempat bingung juga memilihkan mana nama yang unik. Akhirnya kami sepakat si kembar bernama ICHSAN KAMIL MAWARDI dan ACHSAN ILMI MAWARDI.

Usai periksa kehamilan yang ketiga pada 20 Januari 2016, dokter meminta segera operasi Caesar. Alasannya tekanan darah istri tidak stabil dan bayi kami sudah cukup umur meski istri ingin persalinan normal di pertengahan Pebruari pas Sembilan bulan sepuluh hari. Kini usia si kembar sudah setahun. Sudah dapat mengucapkan kata ayah dan maem yang artinya makan. Alhamdulilah menjadi bayi yang aktif dan lincah. Meski terkadang berebut mainan yang dipegang saudara kembarnya atau ingin digendong bundanya. Serta mendapat asupan ASI tanpa memberi dot susu formula. ASI makanan utama bayi yang kaya akan gizi dan nutrisi penting.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun