Mohon tunggu...
Khoirul Anam
Khoirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sabrang Lor

Jangan ragu untuk mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ulang-Aling (Ular Tangga Anti Bullying) sebagai Cara Preventif untuk Cegah Bullying di Sekolah Dasar

12 November 2019   10:52 Diperbarui: 12 November 2019   11:26 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media Edukasi Ulang-Aling (Ular Tangga Anti Bullying) | koleksi pribadi

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab dalam membentuk peserta didik untuk mencapai perkembangan yang optimal. Selain itu, pihak sekolah juga berperan sebagai pembentuk karakter peserta didik agar menjadi pribadi yang beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, bertanggung jawab, dan menjadi pribadi yang memiliki karakter positif lain pada dirinya.

Hal ini sesuai dengan yang tertera pada UU no. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan bahwa: "Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara".

Bullying secara umum adalah tindakan yang disengaja yang dapat menyebabkan timbulnya kerugian kepada orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal. Bullying terjadi di berbagai bidang kehidupan, tidak hanya pada kehidupan orang dewasa saja namun juga dalam kehidupan anak-anak, termasuk dalam lingkungan pendidikan. Bullying menjadi pengalaman yang menyakitkan dan mungkin akan terkenang terus dalam ingatan.

Bullying terjadi dalam beberapa bentuk tindakan. Menurut Coloroso (2007), bullying dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu Bullying Fisik, Bullying Verbal, dan Bullying Relasional. Jenis bullying fisik di antaranya adalah memukul, mencekik, menyikut, meninju, menendang, menggigit, dsb. Semakin kuat dan semakin dewasa sang pelaku bullying, semakin berbahaya jenis serangan ini, bahkan walaupun tidak dimaksudkan untuk mencederai secara serius.

Bullying verbal dapat berupa julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam, penghinaan, dsb. Yang ketiga adalah Bullying Relasional, jenis ini paling sulit dideteksi dari luar. Bullying relasional adalah pelemahan harga diri si korban bullying secara sistematis melalui pengabaian, pengucilan, pengecualian, atau penghindaran. 

Bullying dapat menjadi dampak buruk bagi korban yang mengalaminya, baik dari fisik ataupun psikologisnya. Oleh karena itu, bullying harus ditangani dengan serius. Pengetahuan sejak dini akan bahaya bullying sangat penting terutama bagi anak-anak. Hal ini bertujuan agar ketika mereka menemukan kejadian bullying mereka dapat mencegah bullying untuk kesalamatn dirinya atau orang  lain yang mengalami kejadian bullying.

Media Edukasi Ulang-Aling (Ular Tangga Anti Bullying) adalah media pembelajaran untuk membekali pengetahuan kepada anak-anak tentang apa yang harus dilakukan ketika seandainya melihat peristiwa bullying. Media ini memodifikasi permainan ular tangga secara umum dengan memberikan gambar yang menujukkan peristiwa bullying serta korban bullying.

Cara bermainnya sama seperti ular tangga pada umumnya. Tiap anak bergantian untuk melempar dadu kemudian berjalan sesuai dengan angka dadu yang didapatkan. Setiap kotak terdapat gambar yang menggambarkan persitiwa bullying, peserta harus menjawab apa yang harus dilakukan seumpama peserta melihat kejadian bullying tersebut. Kemudian peserta harus menempelkan kartu reaksi yang telah disediakan yang terdiri dari beberapa pilihan jawaban tentang respon peserta ketika menghadapi peristiwa bullying.

Kartu Reaksi sebagai pilihan jawaban ketika menjawab setiap kotak yang telah berisi gambar peristiwa bullying | koleksi pribadi
Kartu Reaksi sebagai pilihan jawaban ketika menjawab setiap kotak yang telah berisi gambar peristiwa bullying | koleksi pribadi
Kami memberikan intervensi berupa pengetahuan dan juga keterampilan tentang apa yang dapat dilakukan ketika seseorang sedang mengalami bullying atau orang lain yang sedang dibully. Intervensi kami lakukan di SD Nasima Semarang Barat. Sebelum dilakukan intervensi, kami melakukan asesment terlebih dahulu untuk mengidentifikasi masalah yang ada di lapangan. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan didampingi oleh masing-masing fasilitator sebagai pemandu.

Fasilitator akan memberikan tata cara bermain kepada kelompoknya. Namun sebelum permainan dimulai, peserta diberikan materi tentang bullying dengan menampilkan video animasi tentang peristiwa bullying. Tentunya video tersebut sudah disesuaikan dengan umur anak Sekolah Dasar. 

Keseruan anak-anak SD Nasima ketika bermain Ulang-Aling | dokpri
Keseruan anak-anak SD Nasima ketika bermain Ulang-Aling | dokpri
Peserta sangat antusias dan sangat senang bermain. Dan tentunya media ini selain untuk memberikan edukasi,  juga dapat memberikan perasaan yang senang pada anak-anak ketika belajar. Dengan media yang kreatif dapat  memberikan suasana yang nyaman kepada anak-anak sehingga akan mudah menyerap pengetahuan yang ingin disampaikan kepada mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun