Mohon tunggu...
Khairul Azan
Khairul Azan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Mengenal Sekilas Sosok Yong Dollah: Seniman Asal Kota Terubuk Negeri Junjungan

26 September 2017   19:29 Diperbarui: 26 September 2017   19:33 1936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Khairul Azan (Dosen STAIN Bengkalis & Ketua DPD GAMa Riau Kabupaten Bengkalis)

Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu Kabupaten tertua di Provinsi Riau. Secara geografis Kabupaten Bengkalis terletak antara 2o30 - 0o17 LU dan antara 100o52-102o10 BT, berbatasan dengan Selat Malaka di sebelah utara, Kabupaten Siak di sebelah selatan, Kabupaten Rokan Hilir di sebelah barat, dan Kabupaten Karimun Provinsi kepulauan Riau di sebelah timur. Luas wilayah Kabupaten Bengkalis 11.481,77 Km2.

Bengkalis diberi julukan sebagai kota terubuk. Pemberian  nama terubuk  didasarkan pada fakta bahwa Bengkalis adalah penghasil telur ikan Terubuk yang sangat disukai masyarakat karena rasanya yang amat lezat dan tentu saja menyebabkan harga telur ikan Terubuk menjadi amat mahal. Oleh karena itu maka ikan Terubuk menjadi salah satu Ikon Kebanggaan masyarakat Bengkalis. Kota ini memiliki motto yaitu "Negeri junjungan" (Humas Pemda Kabupaten Bengkalis).

Bengkalis sebagai Kabupaten tertua di Provinsi Riau menyimpan kekayaan alam yang begitu melimpah salah satunya adalah minyak bumi. Dengan minyak bumi inilah Kabupaten Kabupaten Bengkalis cukup dikenal orang sebagai Kabupaten Terkaya kedua setelah Kabupaten Kutai Kartanegara. Disamping itu, Bengkalis juga dikenal orang karena beberapa tokoh seniman yang melegenda di hati masyarakat Bengkalis khususnya dan Riau pada umumnya.

Ya. Salah satu tokoh itu bernama Yong Dollah. Yong Dollah adalah nama seniman yang  pernah ada dihati Masyarakat Bengkalis yang hidup sekitar rentang tahun 1930-1975. Yong Dollah mempopulerkan karyanya dalam bentuk dongeng sebagai genre sastra komtemporer. Dongeng menurut Abdul Jalil (1989) merupakan salah satu dari sekian banyak cerita rakyat atau sering disebut folk literature.Oleh karena itu dongeng Yong Dollah barangkali menjadi salah satu keajaiban alam yang pernah ada di Bumi Lancang Kuning yakni Kabupaten Bengkalis (Ensiklopedia Budaya Bengkalis).

Berdasarkan beberapa sumber, nama asli dari Yong Dollah adalah Abdullah bin Endong. Dalam kehidupan masyarakat Melayu Bengkalis memberikan nama yang pendek-pendek tanpa tambahan lain seperti Atan, Bidin, Selamat, Abu, Minah, Rogayah, Timah asal kata dari fatimah, daro, siti dan lain-lain merupakan sesuatu yang lazim. Adapun panggilan Yong merupakan sapaan atau gelar yang diberikan oleh orang-orang terdekat beliau, sama seperti sapaan Bat yang biasanya diberikan pada seseorang yang umurnya sebaya, Wak untuk orang lebih tua sedikit, Jang biasanya digunakan untuk sapaan orang tua kepada anaknya, Pakcik sapaan buat yang dihormati atau para orang pendatang dan hubungan keluarga, dan Encik, Makcik sama seperti sapaan Pakcik hanya saja untuk perempuan.

Berdasarkan cerita orang  tua dahulu Yong Dollah adalah sosok sastrawan Melayu yang sangat disenangi oleh masyarakat karena kepiawaiannya dalam bercerita tentang cerita-cerita rakyat (Folk Story) yang lucu. Dalam bercerita ia tidak mengenal batas waktu dan bahkan dalam bercerita ia tidak menggunakan literatur atau referensi. Sehingga cerita yang disampaikannya mengalir begitu saja seperti air mengalir. Bahkan yang lebih hebatnya ia mampu menjabarkan satu cerita menjadi 50 cerita baru yang saling berkaitan.

Cerita lucu yang disampaikan oleh Yong Dollah pada dasarnya memuat begitu banyak pesan dan nilai yang bisa kita petik. Diantaranya Yong Dollah mengajarkan kepada kita tentang begitu tinggi dan dinamisnya sastra Melayu seperti yang tertuang dalam kata-kata hiperbola dalam ceritanya. Karena dalam pendekatan sastra Indonesia, penggunaan kata-kata hiperbola tidaklah dikategorikan sebagai ekspresi cerita yang berisikan kebohongan. Oleh karena itu, sungguh keliru kiranya bila ada sebagian masyarakat yang menempatkan Yong Dollah sebagai sosok pembual yang mengisahkan cerita bohong. Hal ini dikarenakan kita tidak mengerti sastra sebagaimana yang ingin disampaikan Yong Dollah dalam kumpulan ceritanya.

Disamping itu jika ditelaah secara mendalam kita akan menemukan bahwa begitu tingginya intelektualitas Yong Dollah. Ia mampu mengarang cerita yang membuat pembaca dan pendengar menguras pikiran dalam memahami cerita  yang disampaikan. Kemampuan Yong Dollah bukan saja menguras pikiran dari sisi filosofis namun juga secara matematis. Seperti yang terdapat dalam ceritanya tentang Tangga Sakti, Kapal Tanker, Ikan Bilis, Madu Lebah, Lime Meter, Radio Philips, dan lain-lain.

Lebih lanjut, pesan yang disampaikan lewat cerita Yong Dollah diantaranya Ia mengajarkan kepada kita tentang beberapa hal diantaranya sikap pantang menyerah, berfikir matang serta keseimbangan dalam memanfaatkan alam seperti yang tertuang dalam cerita Kapal Tengker.Lebih lanjut cerita Anak Ayam juga memberikan nilai tentang menjadi sosok pemimpin yang ideal. Keker,cerita ini memberikan pesan kepada kita agar mengingat jasa kedua orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita dan agar masyarakat Melayu memiliki cita-cita yang tinggi meski harus diraih dengan susah payah.  

Yong Dollah adalah sosok sastrawan di Bumi Lancang Kuning ini yang mampu menghadirkan cerita lucu yang bisa dikonsumsi oleh semua kalangan baik anak-anak, orang tua, masyarakat dengan pendidikan rendah atau sebaliknya. Sehingga bisa dikatakan karya Yong Dollah ini bersifat universal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun