Mohon tunggu...
Kens Hady
Kens Hady Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang yang biasa, yang kadang suka menulis

Black Dew

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Serempak Salah Satu Ujung Tombak Perlindungan Terhadap Perempuan dan Anak

11 Mei 2017   00:00 Diperbarui: 11 Mei 2017   01:36 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suatu malam seorang teman yang tinggal di Klaten tiba tiba men-japri saya. Mbak Aya, biasanya saya memanggil  sang teman tersebut. Lalu  bertanya apakah ada acara ketika  pas tangal 2 Mei 2017.  Diceritakan bahwa tanggal tersebut ada Roadshow Serempak. Jujur saja saya baru pertama kali mendengar istilah “Serempak” sebagai sesuatu yang mengadakan roadshow.  Selama ini yang saya tahu serempak merupakan kosakata yang kurang lebih bermakna bareng-bareng atau bersama.  Terlebih kemudian saat hendak mendaftar ada tertulis kolom “Akun Serempak”.  Saya jadi merasa sangat gaptek. Kemudian saya share kembali ke teman blogger yang saya kenal. Sebagian ada yang bertanya, “Serempak ki opo, Mas?” Dalam hati saya berkata bukan saya saja yang gaptek ternyata… hehehe. Berhubung saya juga belum faham, saya jawab saja tidak tahu juga. Meskipun begitu saya dan teman yang lain tetap semangat untuk datang karena melihat temanya. Saya pribadi sangat tertarik bila ada tema yang berhubungan dengan kata “cyber”. Karena saya memang orang yang “hidup” di idunia cyber. Heheh.

Pada hari H, saya datang bersama seseorang yang spesial bagi saya. Saya ajak dia, karena yakin dia juga tertarik. Dan karena suatu hal kami dating “agak”terlambat. Tapi Alhamdulillah, kami masih bisa menyimak materi pertama yang disampaikan Bapak Surahyo Sumarsono, seorang Konsulatan dan pengajar IT. Disampaikan bahwa dengan semain berkembangnya ilmu teknologi telah menciptakan sebuah dunia baru. Dunia yang sekarang menjadi bagian dari kehidupan kita yaitu dunia cyber. Kemajuan teknologi bukan hanya berdampak positif terhadap kehidupan manusia tetapi ada sisi negate yang kita semua harus sadar dan waspadai. Dari hari ke hari semakin banyak cerita bagaimana kejahatan terjadi di dunia maya. Hamper semua bentuk kejahatan bisa bermetaformosis dari dunia cyber ke dunia nyata. Hal yang sering kita dengar dan lihat adalah maraknya pornografi. Kejahatan ini hamper sulir dihilangkan. Apalagi di belahan dunia lainada yang melegalkan praktek pornografi. Bahkan menjadi sebagai mesin industri. Mau tidak mau, dunia lain  dengan mudah terpapar “virus” pornografi. Dunia yang dulu terasa tersekat oleh jarak, sekarang ini sudah saling terkoneksi  di dalam dunia maya.

Selain pornografi, cybercrime yang sering memakan korban adalah penipuan dengan berbagai bentuknya. Peretasan akun medsos atau portal. Mungki kita atau saudara kita pernah menjadi salah satu korban.  Agar kita tidak menjadi korban (lagi) dari cybercrime. Bapak Surahyo menyampaikan beberapa tips.

  • Adanya edukasi kepada masyarakat tentang apa dan bagaimana dunia cyber.  Agar kita bisa mengetahui bentuk kejahatan yang ada dan bisa menghidari ataupun mencegahnya. Minimal untuk diri kita sendiri atau orang-orang terdekat kita.
  • Adanya pengamanan  perangkat keras dan akun medsos kita.  Saat kita berselancar melalui piranti komputer atau gawai harus dipastikan bahwa akun kita sudah benar-benar log out. Karena bisa saja orang-orang yang tidak bertanggung jawa mengambil alih, membajak akun media social kita berkat keteledoran kita keluar dari akun kita.
  • Chek kembali akun-akun yang kita punya. Lakukan pergantian password secara berkala  untuk menghindari peretasan dari orang yang tidak bertanggung jawab.

Setelah Bapak Surahyo, Mas Agung Yulianto menyerahkan “mic” pada  Ibu Norma Sari, S.H, M.Hum. Dosen cantik yang mengajar di Universitas Ahmad Dahlam begitu kocak dan renyah dalam menyampaikan materinya. Rasanya jika jadi mahasiswanya, bakal awet enom terus. Karena hampir semua larikan katanya bikin  gerr. Ibu dosen yang juga seorang aktivis Perempuan dan Anak tersebut menyampaikan tentang kita yang kebanyakan terjangkiti “penyakit” FOMO. Anda tentu sudah faham itu FOMO khan? Kita sedikit sedikit pengin narsis di media social. Padahal itu bisa jadi salah satu pintu masuk kejahatan menimpa diri kita. Selain itu beliau menyampaikan bahwa perangkat hukum kita seakan tidak bisa mengimbangi laju dari kemajuan teknologi. Sehingga sangat diperlukan undang-undang yang jelas untuk mengatur kehidupan atau kejahatan yang terjadi di dunia maya. Bahkan beliau membocorkan ada rancangan undang-undang yang sejak beliau masih belajar, sampai menjadi dosen sekarang ini, masih saja menjadi sebuah rancangan undang-undang,

Setelah beberapa dihibur dengan "hiburan" yang mencerahkan. Selanjutnya , Mbak Martha menjelaskan tentang apa itu Serempak. Yah, saya yang dari awal benar benar buta apa itu serempak menjadi lebih paham. Serempak merupakan kependekan dari "Seputar Perempuan dan Anak".  Serempak ini merupakan portal yang ada di bawah payung Kementrian Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak. Sejalan dengan yang disampaikan oleh IBu Ratna, dari Kementrian tersebut.  Serempak juga berusaha mensosialiasikan adanya tiga ends. 

1. End (berakhirnya) Kekerasan terhadap perempuan dan anak

2. Berakhirnya Human Trafficking

3. Berakhirnya Kesenjangan perekonomian masyarakat..

Dan akhir

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun