Mohon tunggu...
Ken Satryowibowo
Ken Satryowibowo Mohon Tunggu... Freelancer - Covid Bukan Canda

Pencari pola. Penyuka sepak bola.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sandiwarauno Episode "Hadapi dengan Senyuman"?

13 Maret 2019   07:20 Diperbarui: 13 Maret 2019   07:42 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno saat lari pagi sembari kunjungan ke Waduk Cengklik, Kabupaten Boyolali beberapa waktu lalu. (Foto: tribunsolo.com/Asep Abdullah Rowi)

Saya rada geli menyimak postingan Cawapres 02 Sandiaga Uno di akun Twitter pribadinya terkait penundaan konser Tribute to Ahmad Dhani: Hadapi dengan Senyuman. Ia mengaku kecewa dan menyesal tidak jadi hadir dalam perhelatan yang spesial didedikasikan bagi terpidana kasus ujaran kebencian, Ahmad Dhani.

Sandi terkesan ingin memposisikan diri sebagai korban (playing victims). Setidaknya itu menurut saya pribadi. Boleh dong punya kesan demikian. Namanya juga kesan. Lalu darimana dalilnya saya memiliki kesan seperti itu? Adakah kaitannya dengan Sandiwarauno, sebuah label yang disematkan oleh para haters Cawapres 02 itu? Mari kita periksa satu demi satu.

Pola-pola Sandiwara

Bang Sandi kemungkinan memang mudah terenyuh. Gampang berempati pada mereka yang lemah. Itu hipotesis saya. Sehingga tidak mengherankan, penundaan atau pembatalan konser Tribute to Ahmad Dhani seketika membuatnya bereaksi.

Padahal, Sandi tentu tahu, izin perhelatan konser dan izin hajatan kampanye dengan menghadirkan capres atau cawapres jelas berbeda. Pada mulanya, ia tidak masuk dalam daftar 'tamu' yang hadir. Tapi belakangan memastikan diri datang. Di situlah polemik ini bermula.

Maka, penundaan konser oleh Polda Jawa Timur pada Minggu (10/3) lantaran nihilnya surat izin menghadirkan cawapres sudah barang tentu Sandi ketahui duduk perkaranya. Lalu mengapa kubu 02 merasa menjadi korban dan diperlakukan tidak adil oleh kepolisian?

Di titik inilah sesungguhnya begitu kentara nuansa politik dan politisasi konser tersebut. Para pendukung dan simpatisan 02 seperti Fahri Hamzah, Tengku Zul hingga Habiburrahman menggelar protes. Bersahut-sahutan dengan Sandiaga sendiri yang mengungkapkan rasa kecewa di laman media sosialnya.

Kondisi itu pula yang terbaca dari sejumlah peristiwa yang jauh-jauh hari orang sebut sebagai striping Sandiwarauno. Dalam perkara yang dilabeli Sandiwarauno episode lumpur di Sulawesi Selatan, misalnya, Sandi terlihat begitu bersimpati pada 'korban'. Pada kasus yang dianggap sebagai Sandiwarauno episode petani bawang juga kurang lebih demikian. Pun dalam kisah yang dinilai sebagai Sandiwarauno episode emak-emak histeris minta selfie padahal sudah kenal lama.

Konser Rasa Kampanye

Boleh jadi iya bisa jadi tidak, bahwa suara serempak dizolimi dalam pembatalan konser merupakan bagian dari framing sebagai 'korban' kebijakan Polda Jatim atau Polrestabes Surabaya. Bisa jadi iya boleh jadi tidak, ada anggapan Sandiwarauno episode 'Hadapi dengan Senyuman'. Namanya juga anggapan.

Demi memastikan hal tersebut, dapat dinantikan perkembangan polemik pembatalan konser. Jika terjadi eskalasi penggiringan opini ke arah sana, maka dapat ditarik hipotesis adanya Sandiwarauno. Namun bila tidak ada arah ke sana, kemungkinan Sandiwarauno juga menipis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun