Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lubuk Kecik Buayo Galo

21 Juni 2017   03:22 Diperbarui: 21 Juni 2017   03:34 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ridwan Mukti dalam masa awal jabatanya membuat ikrar  intergritas anti korupsi, dia menyebut pepatah lokal lubuknya kecil buayanya banyak. Karena banyaknya tindak korupsi yang juga menjerat Gubernur Bengkulu sebelumnya dia menyatakan bukan banyak lagi tetap buaya semua. Dan apa yang disampaikanya tersebut tidak berlebihan karena termasuk dirinya juga buaya, ditangkap KPK dalam Operasi Tangkap Tangan ( OTT ).

Ditengah perseteruanya dengan Pansus Angket  DPR, KPK dalam kurun waktu 2 minggu melakukan 4 kali OTT termasuk OTT uang receh di Jambi yang menjadi viral di media sosial. Namun apakah OTT tersebut sebagai unjuk gigi untuk mencari dukungan publik terkait perseteruannya dengan DPR ?

Mungkin, apa yang dilakukan oleh isteri Gubernur Bengkulu tersebut merupakan tradisi yang bukan menjadi rahasia lagi dalam mendapatkan proyek karena anggaran yang sengaja di mark up sehingga nilai proyek menggelembung. Kelebihan nilai itu yang menjadi setoran dimuka yang  dilakukan oleh penguasaha dalam mendapatkan proyek pemerintah.

Persaingan pilkada yang begitu ketat dengan biaya yang sangat besar tentunya sulit diterima akal sehat kalau tujuannya untuk mengabdi kepada rakyat. Pengabdian kepada rakyat hanyalah bibir kampanye semata dan dibalik itu semua adalah uang yang jumlahnya menggiurkan sehingga para kontestan Pilkada tak segan menghamburkan uang dalam meraih simpati untuk meraih suara rakyat pemilih.

Dengan kewenangan yang dimilki KPK, dalam tradisi setor dimuka untuk memperoleh proyek bukan tidak mungkin semua kepala daerah dapat menjadi target OTT KPK. Tidaklah berlebih jika Ridwan Mukti menjadi buaya semua karena tradisi perebutan kedudukan yang berkembang saat ini. Kewenangan berarti uang itu dipertontonkan mulai dari jalanan sampai diruang berpendingin dan mewah. Sehingga tidaklah sulit bagi KPK untuk memilih target yang populis untuk memperoleh dukungan.

Jika  kewenangan KPK tersebut dilaksanakan sebagaimana fungsi KPK, seluruh kepala daerah di Indonesia dapat menjadi target KPK karena tradisi yang berkembang dalam meraih kedudukan. Tradisi itu telah menciptakan dan memaksa semua menjadi buaya, lubuk kecik buayo galo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun