Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bom Kampung Melayu, Kebangkitan Islam Radikal?

25 Mei 2017   01:04 Diperbarui: 25 Mei 2017   03:44 1258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sekitar pukul 22.00 semalam, saya mendapatkan kiriman gambar  melalui melalui  WhatsaPP dari seorang teman, gambar potongan tubuh manusia dan suasana yang disebutkan di  terminal Kampung Melayu. Saya pikir kiriman gambar hoax dari seorang teman yang memang suka iseng namun setelah saya membaca berita online tak lama berselang, baru saya percaya kalau kebetulan dia sedang melintas dilokasi itu.

Berita hoax memang sering mengecoh kita, apalagi menyangkut isu politik yang berkembang saat ini.  Namun bom bunuh diri semacam itu terjadi dibelahan dunia manapaun yang disebut dilakukan oleh golongan ekstrem atau radikal atas nama perjuangan.  Lalu apa yang melatar belakangi tindakan bom bunuh diri, apakah terkait dengan kondisi politik saat ini ?

Saya rasa tidak demikian, sebab tindakan semacam ini sudah sering terjadi dan sudah  banyak menimbulkan banyak korban jiwa orang-orang yang tidak ada kaitannya dengan apa yang diperjuangkan oleh para pelaku yang menjadi tindakan teror kepada masyarakat. Namun kali ini yang menjadi korban adalah para petugas kepolisian yang  sedang mengawal  kegiatan pawai Ramadhan.

 Entah apa yang  terpikirkan oleh pelaku bom bunuh diri itu. Mungkin  hal ini menjadi pertanyaan orang  yang masih waras. Doktrin atau cuci otak faktanya memang dapat membuat seseorang melakukan tindakan diluar akal sehat.

Konflik di Timur Tengah harus diakui mempengaruhi pola pikir sebagian umat Islam, bukan saja di Indonesia namun diseluruh dunia. Berbagai peristiwa bom bunuh sering dikaitkan dengan Al Qaeda, ISIS dan penganut ajaran Islam.  Namun demikian, pelaku bom bunuh diri lebih banyak dilakukan dilatar belakangi konflik etnis dan nasionalisme seperti oleh para pemberontak Boko Haram di Nigeria yang menggunakan anak2 dan pemberontak macan Tamil Elam di Sri Lanka.

Pelaku bom bunuh di Indonesia diasosikan dilakukan oleh penganut ajaran Islam. Sebagaimana yang diungkap pihak kepolisian akhir tahun silam, Dian Yulia Novi termakan doktrin mengerikan dari paham terorisme. Akibatnya, dia menjadi berani menjadi pengantin bom bunuh diri menyerang negara sendiri. Mereka termotivasi doktrin Daulah Islamiyah. 

Daulah Islamiyah tak lain dan tak bukan adalah ISIS, kelompok teroris dari Suriah yang reputasi kejinya sudah tersiar ke seantero negeri. Doktrin yang digelontorkan mereka ke putra-putri Indonesia itu menyangkut keyakinan soal aksi 'amaliyah'.  Aksi Amaliyah yaitu kalau kalian belum mampu ke Suriah, (maka hendaknya kalian) membuat amaliyah di negeri masing-masing semampunya. 

Organisasi ISIS sudah menjadi musuh dunia nomor 1, namun dibalik itu penguasaan ladang minyak di Timur Tengah ditengarai menggerujuk pasar gelap minyak dunia yang membuat harga minyak anjog. Namun disisi lain anjlognya harga minyak diklaim karena Amerika Serikat menemukan tehnologi yang mereduce biaya ekspoitasi minyak bumi.  Namun yang jelas, krisis di Amerika Serikat diawali oleh harga minyak yang membumbung yang menimbulkan krisis energi yang membuat industri negeri itu kocar kacir. Imbasnya pada daya beli masyarakat negeri itu yang merontokkan sektor property yang diawali dengan kebangkrutan  perusahaan Finance Lehman Brothers yang memicu kekacaauan bursa saham.

Terlepas ada tidaknya dengan kiprah ISIS,  bom kampung melayu diperkirakan akan menjadi isu kebangkitan Islam radikal dan siapa lagi  kalau bukan ditujukan kepada Rizieq Shihab dedengkot penggerak aksi massa Islam yang menjungkalkan Ahok. Isu kebangkitan islam radikal akan terus berkembang menjelang Pilpres 2019.  Islam Versus nasionalisme dalam percaturan politik Indonesiia akan terus menjadi jargon kampanye politik seperti saat ini yang berkembang isu sikap intoleran terhadap tokoh politik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun