Mohon tunggu...
Gunawan Wibisono
Gunawan Wibisono Mohon Tunggu... Administrasi - Palembang, Sumatera Selatan

puisi adakalanya menggantikan rembulan diwaktu malam dan hadir menemanimu di siang hari tatkala hatimu gundah maka aku adalah puisi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Renungan 1 Muharam

15 November 2012   13:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:18 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Coba hamparkan diri

Dalam kesucian wudhu

Pejamkan mata sejenak

Tinggalkan akal di atas sajadah-Nya

Telanjangi diri dalam kepasrahan total

Lupakan tuhan-tuhan dunia yang telah membelenggu :

Istri,

Suami,

Anak,

Pekerjaan,

Harta,

Bahkan pahala dan syurga dunia

Dan, apa saja yang telah menghijab kita dengan-Nya

Perlahan ..

Rasakan cahya-Nya mengaliri sekujur tubuh

Saksikan kebesaran-Nya dalam penghamba’an total

Biarkan airmata bercucuran

Air mata sesal

Air mata tobat

Genangan air mata itu

Menghapus cinta yang berlebihan terhadap tuhan-tuhan dunia

Air mata itu

Setiap sa’at

Akan mengingatkan kita senantiasa

Untuk selalu kembali

Bersahadat,

Mendirikan shalat,

Menunaikan puasa

Berzakat dan berhaji setiap sa’at

Dalam lembaran utuh kasih-sayang-Nya

Disetiap rahmat putaran waktuNya yang mengaliri diri

Hingga batas usia kita yang telah ditentukan-Nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun