Tanpa kusadari. Aku masih dapat meneteskan air mata. Tapi bukan air mata kesedihan. Bukan pula air mata kebahagiaan. Apalagi air mata buaya.
Tiba-tiba air mataku mengalir karena keharuan. Tersentuh oleh keadaan. Tersentuh karena sebuah kisah sederhana.
Ternyata air mata itu masih ada yang mengalir dari kedalaman. Tak peduli dunia akan menertawakan. Aku lebih peduli, bahwa air mata nuraniku masih ada. Di saat di sekitarku sedang mengalami kekeringan akan air mata nurani ini.
Oh Tuhan, Engkau masih berkenan menyentuhku untuk selalu memiliki kelembutan hati. Bersyukur dan berterima kasih.
Sungguh seiring tetesan air mata ini melampaui kebahagiaan. Menghilangkan sejuta kesedihan. Ada seribu kelegaan.