Mohon tunggu...
Sandi Setiawan
Sandi Setiawan Mohon Tunggu... -

Smooth sea never made a skillful sailor.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Guns N' Roses di Singapura, Kembalinya Band Paling Berbahaya di Dunia

28 Februari 2017   09:33 Diperbarui: 28 Februari 2017   10:54 12354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari semua hal yang ada di dunia ini, reuni Guns N Roses adalah salah satu hal yang bisa dimasukkan dalam daftar keajaiban dunia yang ke delapan. Sampai dengan dua tahun lalu, hal ini serasa tidak mungkin. “One of the two of us will die before a reunion” Kata Axl di tahun 2009. Slash, menolak semua pertanyaan mengenai Axl dan reuni Guns N Roses dalam daftar interview, “it’s not going to happen,“ kata Slash di tahun 2012.  

Konser Guns N' Roses | Dokumentasi Pribadi
Konser Guns N' Roses | Dokumentasi Pribadi
Perseteruan antara keduanya begitu hebatnya, sudah 20 tahun sejak Slash memutuskan untuk keluar dari band yang membesarkan namanya ini. Selama itu pula mereka tidak saling berkomunikasi, dan melanjutkan karyanya sendiri-sendiri. Axl melanjutkan Guns N roses dengan anggota yang berganti-ganti, sementara Slash cukup sukses dengan 3 albumnya sendiri. Bahkan Axl menolak untuk hadir saat Guns N Roses memperoleh penghargaan legendaris Rock And Roll Hall of Fame. Semua itu membuat angan-angan para fans untuk menyatukan kembali band rock yang pernah disebut sebagai The Most Dangerous band In The World ini menjadi hanya sekedar ilusi.

Entah kenapa, semua mulai berubah sejak awal 2016. Alam semesta seperti mendukung band ini untuk bersatu kembali. Slash sudah selesai bersenang-senang dengan album barunya, dan Guns N Roses baru saja kehilangan gitarisnya DJ Ashba setelah belum lama sebelumnya juga ditinggalkan oleh gitaris Ron “Bumblefoot” Thal. Selama masa perpecahan, adalah Duff Mc Kagan, yang menjembatani komunikasi antara Slash dan Axl. Dia adalah satu-satunya yang bisa berbicara dengan keduanya. Sebelumnya, Duff memang sudah beberapa kali “membantu” Guns N Roses selama tour Guns N Roses di Amerika Selatan. 

Namun demikian, adalah Paul Tollet, boss festival music Coachella yang berjasa untuk mempersatukan mereka kembali. Dia adalah orang yang pertama kali berhasil meyakinkan ke Axl mengenai ide suatu konser reuni. Sementara itu, seiring dengan waktu Slash sudah mulai melupakan permasalahannya dengan Axl, “We haven’t talk about it, but never say never” katanya mengenai kemungkinan reuni Guns N Roses. Saat itu Slash baru saja berpisah dengan istrinya Perla Ferrar yang sudah dinikahinya selama 13 tahun. Konon, perpisahan ini pula yang membuka jalan tour reuni, karena Axl merasa Perla terlalu mendominasi Slash dalam urusan bermusik.

Semuanya masih angan-angan sampai tibalah saatnya, entah apa yang terbersit di pikiran Axl Rose, ketika dia meminta nomer telepon Slash pada managernya Fernando Lebeis. “If this is a f**kin joke.. I’m going to kill you” kata sang manager. Ya, tak disangka-sangka, adalah Axl yang memulai semua ini terjadi kembali. 29 Desember 2015, Slash mengumumkan bahwa dia akan bergabung dengan Guns N Roses untuk tampil di festival Coachella 2016. 

Pengumuman yang disambut dengan antusiasme luar biasa oleh penggemarnya di seluruh dunia. Yes, finally there will be the real Guns And Roses again! 1 April 2016, The Troubadour sebuah klub malam di bagian barat Hollywood California menjadi saksi sejarah penampilan reuni Guns N Roses yang pertama. Setelah 23 tahun lamanya akhirnya Axl Rose, Slash, dan Duff Mckagan kembali sepanggung bersama. Bagaimana dengan dua line up klasik Guns N Roses lainnya? Steven Adler, drummer orisinal Guns N Roses tidak bisa bergabung karena cedera punggung yang dialaminya. Sedangkan Izzi Stradlin, menolak untuk bergabung entah dengan alasan apa.

Festival music Coachella 2016 menjadi saksi kebangkitan kembali Guns N Roses. Selanjutnya seperti sudah diduga, mereka kembali menjalani tour dunia. “Not in this lifetime” adalah kalimat jawaban Axl dalam setiap wawancara untuk setiap pertanyaan mengenai kemungkinan reuni Guns N Roses. Kalimat ini pula yang akhirnya dipilih menjadi nama tour mereka. Tour dimulai dari Amerika Utara, dilanjutkan ke Amerika Latin, dan akhirnya sampai ke Asia Pasifik. Tanggal 25 Februari 2017, mereka tiba dan siap menyapa penggemarnya di negara tetangga kita, Singapura.

Predikat The Most Dangerous Band In The World tidak diperoleh begitu saja oleh Guns N Roses. Pada masa jayanya era 80-90 an, Guns N Roses memang berbahaya. Segudang prestasi diperoleh oleh mereka, mulai dari menghancurkan sekamar hotel, ditangkap polisi, menggunakan narkoba, dan pesta liar gila-gilaan yang mereka lakukan selama tour ke seluruh dunia. Axl pernah ditangkap karena memukul petugas keamanan, memukul David Bowie, dan berkelahi dengan penggemarnya sendiri. Izzi Stradlin pernah kencing di depan umum di atas pesawat. 

Dan jika itu semua belum cukup parah, Slash pernah memasukkan singa ke kamar hotel Four Season dan berlari-lari telanjang di lapangan golf. Belum lagi masalah tuntutan hukum akibat gagal pentas karena salah satu atau sebagian besar dari personel terlalu teler. Pada masa itu, menunggu adalah hal yang biasa bagi penonton konser Guns N Roses, keterlambatan bisa satu atau dua jam bahkan pertunjukan bisa dibatalkan karena band ini begitu labilnya. “We don’t care how long you will wait” kata Axl.

Namun kini suasana sudah berbeda. Jika di masa lalu, backstage selalu dipenuhi dengan minuman keras, wanita, dan narkoba, di Singapura Guns N Roses meminta peralatan olahraga sebagai bagian dari fasilitas di balik panggungnya. Kebugaran rupanya sudah menjadi prioritas mereka.  Konser reuni Guns N Roses Not In This Life Time Tour di Singapura diselenggarakan oleh LAMC Production. Bertempat di Changi Singapore Exhibition Center, konser ini merupakan bagian dari rangkaian tour Asia Pacific mereka. 

Arena dibuka tepat pukul 5 sore. Penonton langsung disambut dengan band pembuka Tyler Bryant & The Shakedown, sebuah band rock dari Nashville Amerika Serikat. Meskipun sudah mengeluarkan album, bagi penonton di Singapura band ini tidak terlalu dikenal, sehingga wajar bila sambutannya dingin-dingin saja. Hal yang sama juga terjadi pada band pembuka selanjutnya yaitu Wolfmother, band rock asal Sydney Australia.

Waktu menunjukkan pukul 19.40 saat acara utama dimulai. Terlambat 40 menit dari jadwal yang seharusnya. Dibuka dengan intro dari Looney Tunes yang menarik perhatian penonton, panggung yang semula gelap mendadak terang benderang. Berpakaian yang didominasi warna hitam, di sudut kiri panggung berdiri Duff McKagan, tinggi semampai dengan bass yang digantung rendah yang menjadi ciri khasnya. Di sisi panggung lainnya, pemandangan legendaris sudah tersedia, ada Slash lengkap dengan topi tingginya. Dizzy Reed mengawal dari di bagian belakang lengkap dengan perangkat Hammond-nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun