Mohon tunggu...
Orang Bijak Palsu
Orang Bijak Palsu Mohon Tunggu... -

Pemerhati Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jokowi dan Angka 2

6 Juni 2014   01:04 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:08 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

2 adalah nomer urut pasangan Jokowi-JK pada pilpres Juli 2014 nanti. Kata (angka) 2 juga sempat lima kali diucapkan Jokowi dalam pidatonya pada deklarasi pemilu berintegritas dan damai yang di gelar KPU di Bidakara, Jakarta. Mungkin maksudnya agar orang jangan lupa untuk memilih nomer 2 pada pemilu nanti. So jika anda tidak mau memilih nomer 1 maka pilihlah nomer 2! Jangan sekali-kali memilih nomer 3, karena tidak ada. Dan jangan pula pilih nomer 2 jika anda tidak mau memilih alias mau golput.

Bicara angka 2, calon presiden kita yang ada 2 itu juga sudah 2 kali berkesempatan pidato yang disaksikan dan didengar oleh jutaan orang. Dari 2 kali kesempatan ‘jualan’ itu dua-duanya dimenangkan oleh calon presiden dengan nomer urut 1 yakni Prabowo Subianto. Jokowi tampil sangat tegang, kaku dan sering kurang lancar seperti kehabisan bahan.

Menurut orang pintar yang belum tentu minum tolak angin Anwar Arifin, Dosen luar biasa Unhas dan Guru Besar Retorika & Public Speaking Universitas Persada YAI, kemampuan berpidato Jokowi tertinggal jauh jika dibandingkan dengan Prabowo. Guru Besar ini mengarankan agar Jokowi mengasah kemampuan pidatonya dengan mengikuti kursus kilat. Tidak bisa maksimal memang, wong namanya juga kursus kilat, tapi paling tidak bisa sampai dilevel sedikit diatas rata-rata deh.

Mungkin para pendukung fanatik Jokowi bisa membela diri dengan mengatakan bahwa yang penting kerja nyata bukan pidato. Tapi disamping kerja nyata seorang presiden juga harus mempunyai kemampuan berpidato yang diatas rata-rata. Karena seorang presiden nantinya akan banyak berhadapan dengan dunia luar dan pemimpin-pemimpin mancanegara dimana kemampuan public speaking yang mumpuni amat dibutuhkan.

Abdul Kadir Karding, juru bicara tim pemenangan Jokowi-JK dalam suatu kesempatan juga mengakui bahwa cara berpidato Jokowi masih belum mahir seperti rivalnya Prabowo. Namun caleg terpilih PDIP, Adian Napitupulu menilai bahwa gaya pidato Jokowi orisinal dan alami, gaya ini jauh dari unsur kemunafikan dan kepura-puraan. Bagaimana dengan gaya Adian ? Apakah dia juga meniru gaya yang dikatakannya bagus itu? Achhh itu urusan lain...

Ok kita kembali ke laptop (laksanakan, amalkan pancasila...Indonesia pasti top)

Saya pikir tidak ada salahnya jika waktu yang tersisa dimanfaatkan Jokowi untuk mengasah (piso kalee) kemampuan pidato sang calon presiden tsb agar ketika waktunya nanti kata calonnya hilang dan yang tersisa hanya tinggal PRESIDEN-nya saja. Tapi ingat presiden tidak bisa 2...apalagi 3 atau 4...hehehe. Presiden hanya 1. Rakyat sebaiknya tidak boleh dibingungkan dengan pertanyaan siapa sebenarnya presidennya. Mudah-mudahan kedua capres ini siapun yang terpilih nanti bisa meyakinkan rakyatnya bahwa dialah Presidennya.

So mana yang sebaiknya harus kita pilih nomer 1 atau nomer 2 ???
Semuanya dikembalikan pada selera dan penilaian anda masing-masing. Namun satu hal yang pasti...ingat ini pasti, jangan pilih dua-duanya...pilihlah salah satu!

Hidup Jokowi, Sukses Prabowo!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun