Mohon tunggu...
Kartika Wulansari
Kartika Wulansari Mohon Tunggu... Desainer - Disainer

Suka pada cita rasa berkelas

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berbondong-bondong Ramai Melawan Hoax

22 Februari 2017   22:01 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:30 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat Anti Hoax - http://indonesia.ucanews.com

Hampir semua orang pernah termakan berita bohong alias hoax. Hampir semua orang pernah menjadi korban pemberitaan yang tidak jelas. Masyakat yang semacam ini umumnya sangat minim melakukan literasi media. Cek ricek tidak pernah mereka lakukan. Segala informasi dianggap benar dan akibatnya hoax telah membuat yang benar menjadi salah. Menjamurnya hoax ini memang tidak bisa dilepaskan dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Karena itulah, banyak masyarakat yang menjadi korban, karena pada dasarnya kemajuan teknologi telah merambah ke semua sektor.

Awal Januari 2017 lalu, ratusan warga dari tiga desa menyerang sebuah desa di Kabupaten Indramayu. Penyerangan itu ternyata dipicu oleh kabar bohong di media sosial. Penyerangan tersebut dipicu oleh adanya kabar seorang warga yang tewas dibunuh. Padahal, warga yang tewas tersebut disebabkan oleh kecelakaan. Akibat penyerangan tersebut, ratusan rumah rusak berat dan penghuninya harus mengungsi. Masih di bulan yang sama, penyerangan dan pembakaran markas Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) juga dipicu berita hoax yang beredar di media sosial. Diberitakan, ada anggota FPI yang dibunuh oleh anggota GMBI. Padahal berita tersebut sama sekali tidak benar. Karena sudah tersulut provokasi, amarah tidak bisa dikendalikan.

Karena begitu mengerikan dampak negatif dari kabar bohong ini, membuat beberapa kepala daerah berkomitmen untuk melawan hoax. Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, mendorong kegiatan ‘Hidup Sehat Tanpa Hoax’. Acara ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Purwakarta, agar lebih selektif dalam menyebarkan konten di media sosial. Masyarakat diharapkan untuk tetap mengedepankan etika, dalam bersosial media.

Di Bandung, Ridwal Kamil mendorong media mainstream untuk tidak menayangkan berita bohong. Ketika media sosial sudah dikotori dengan berita bohong, media mainstream harus menjadi benteng, yang bisa melindungi masyarakat. Media mainstream harus terus menyuarakan kebenaran, menyuarakan persatuan dan kesatuan. Karena itulah, Ridwan mendorong Deklarasi Bandung Hantam Hoax, agar masyarakat lebih dewasa dalam memilih dan menyebarkan informasi.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, mengusulkan untuk membentuk program Jumat membaca. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah berita bohong, yang terus bermunculan. Selain itu perlu digalang untuk menggunakan internet demi kepentingan produktif. Upaya ini penting dilakukan, karena hoax ternyata tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang literasinya rendah, tapi ada juga dilakukan oleh orang yang latar belakang pendidikannya cukup tinggi.

Gubernur Jambi, Zumi Zola, juga menegaskan komitmennya untuk melawan hoax. Menurutnya, media sosial mempunyai sisi positif dan negatif. Masyarakat diharapkan tetap mencari informasi lain sebagai pembanding. Kenapa hal ini penting? Karena hoax yang berkembang cenderung provokatif, mengandung kebencian, permusuhan dan tak jarang saling mengadu domba satu dengan yang lain.

Saya yakin, tidak hanya kepala daerah diatas yang berkomitmen melawan hoax. Bisa jadi semua kelapa daerah akan melakukan hal yang sama. Bahkan, bagi masyarakat yang rasional dan aktif melakukan literasi media, tentu juga tidak ingin hoax terus mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Mari terus rapatkan tangan, agar terciptanya benteng yang kuat, agar generasi selanjutnya tidak menjadi generasi  pembenci.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun