Mohon tunggu...
Karmani Soekarto
Karmani Soekarto Mohon Tunggu... Novelis - Data Pribadi

1. Universitas Brawijaya, Malang 2. School of Mnt Labora, Jakarta 3. VICO INDONESIA 1978~2001 4. Semberani Persada Oil 2005~2009

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dakon Sang Lorong Waktu, a Time Tunnel 16

22 Februari 2017   23:39 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:31 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

diri kalian tentu kalian bukan orang sekitar Tumapel, juga melihat tata caramu berpakaian, loreng loreng seperti dedaunan. Boleh aku minta penjelasan?” Mendegar suara merdu yang tidak asing di telinga mereka, mereka sebenarnya ingin mendongak tetapi urung karena mereka belum ditanya siapa yang berhak memberi keterangan, sehingga Danu Subroto segera mendongak dan berbicara agak tersendat melihat suatu kenyataan sesaat setelah mengetahui Akuwu Tunggul Ametung mirip sekali atau 99,99% sama dengan dosen Marketing yang benama Lie Oen Ling :” Ampun gusti akuwu memang kami bukan orang Tumapel, kami berlima tersesat kemudian terlempar ke jaman Tumapel,”

Tunggul Ametung :” Berlima? Aku melihat hanya ada empat terus satunya dimana? Sebelum kalian memberi penjelasan seyogyanya menyebut namamu dulu agar mudah aku memanggilmu.” Pertanyaan ini sesungguhnya untuk mengetahui kejujuran mereka berlima.

Danu Subroto :” Ampun gusti akuwu, nama hamba Danu Subroto. Sesungguhnya kami berlima namun kami telah melanggar aturan permainan yang sebelumnya tidak kami pahami sehingga teman kami Taat Sugriwo menanggung hukuman menjadi seekor lutung mungkin sekarang sedang di luar memanjat pohon kesukaannya.”

Tunggul Ametung :” Ya ya aku tadi sudah melihat laporan prajurit kalau ada 4 orang dan seekor lutung. Coba ceritakan bagaimana kalian bisa tersesat sampai ke Tumapel, kalian sedang apa?”

Danu Subroto :” Kami berlima sesungguhnya sedang mendaki Gunung Semeru, namun di tengah perjalanan menuju Kalimati sepasukan prajurit menahan kami, kemudian menggiring dan melepaskan kami berlima di suatu tempat yang tidak kami ketahui agar memecahkan teka teki dan selanjutnya terjadilah seperti ini.”

Tunggul Ametung :” Jadi puncak Mahameru tempat bersemayamnya para dewa kami itu kalian datangi dengan pakaian seperti ini apa kalian mampu Danu?”

Danu Subroto :” Sebenarnya kami berlima menggunakan pakaian dingin, sepatu gunung, kemah dengan perbekalan. Semua kami tinggalkan di dalam gua.”

Tunggul Ametung :” Danu kalau boleh aku ingin melihat permainan apa sehingga menyeretmu terlempar ke masa 800 tahun dari jamanmu.”

Danu Subroto :” Kawan tolong mana permainan dakon itu, akan aku tunjukkan kepada gusti Tunggul Ametung.” Dengan cepat Boy melepaskan dari ikatan yang menyatu dengan badannya dan memberikan kepada Danu. Boy tetap saja tidak mendongak karena merasa tidak diajak bicara.

Danu Subroto :” Ini gusti permainan yang membawa kami terlempar dari
kehidupan kami berlima dan satu temanku telah berubah wujud jadi seekor lutung.”

Tunggul Ametung mengamati permainan kemudian berkata :” Ini kan permainan Dakon, yang biasa dimainkan oleh anak anak kecil maupun orang dewasa, main dakon di tanahpun bisa dengan cara membuat lubang. Tentu dakon ini bukan sembarang dakon, apakah aku boleh tahu siapa pemiliknya?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun