Mohon tunggu...
kardinal danil
kardinal danil Mohon Tunggu... -

pengamat ekonomi dan politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

De Karl Rahayu Ajeng Kartini, Bersabarlah Nak!

6 Juni 2017   02:28 Diperbarui: 6 Juni 2017   02:30 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

By Buruh Pea

3 Hari ibumu gelisah ada apa dengan mu...anak ku..
Menanti kehadiran mu namun kau tak kunjung lahir
Justru Cairan bening berubah jadi keruh berpadu kuning dan hijau yg mengalir dari Rahim Ibu mu.

Ternyata itu menandakan kelahiran normal tak kau inginkan anak ku...

Rasa was was dan gelisah menghantui ayahmu
Karena anggaran tak mencukupi ...

Jaminan sosial BPJS kesehatan program iuran perusahaan telah di nonaktifkan 9 Bulan yg lalu oleh pengusaha karena PHK sepihak yg di restui BPJS kesehatan.

Sementara Proses PHK  yg begitu lama karena Birokrasi yg bebal dan bodoh walau akhirnya anjuran sudinaker menganjurkan pengusaha mempekerjakan  ayah kembali.

Hak kesehatan adalah hak dasar yg di lindungi Undang Undang namun BPJS dalam pelaksanaan nya setengah  Hati untuk menghindari gejolak perlawanan kaum buruh Indonesia.

Anak ku kau lahir di saat ayahmu mengalami kesulitan hidup di antara jutaan kaum Buruh Indonesia.

Anak ku kau lahir di sambut tiupan Peluit dan keras nya tabuhan lonceng kerusuhan Politik SARA  untuk memuaskan pesta pora nya kaum elit borjuasi memperebutkan kekuasaan demi perut si tuan Besar penguasa Bumi.

Dalam kantuk dan lelah ayah teringat 19 Tahun yang lalu ayah merasa  hebat  karena turut serta dalam  perjuangan menggulingkan Penguasa Otoriter Orde Baru namun hari ini ayah sadar bukan siapa siapa bahkan mengemis minta bantuan untukmu anak ku.

Anak ku kau Lahir di saat politik  Zaman sampah  berbentuk SARA yg sudah banyak merasuki alam pikiran orang orang linglung dan pada suatu saat pasti berubah jadi mesin penghancur zaman yg kejam ,penjarahan,pemerkosaan, dan bunuh bunuhan antara rakyat yg sedang di liputi kesusahan yg memuncak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun