Renung, 18 Januari 2014
peristiwa
"kemenyan lagi, dupa lagi, bunga setaman lagi. Kafir !!!"
ucapan tegas yang keluar dari mulut seorang saudagar muslim kaya, berjubah putih seperti Shaikh. Aroma minyak Kasturi melekat dari badan, kain, hingga membungkam ruangan di sekitarnya. Langkah tegap dan sombong berlalu begitu saja sembari becak melaju melingkar alun-alun.
Dari balik kaca mobil Avansa silver, dengan kalung rosario tergantung di kaca depan, perempuan berkacamata tebal, rambut sebahu, ia bersanding dengan koper gitar classic berguman.
" teroris ! kerjaannya sok suci dan menganggap dirinya paling benar "
lelaki tua Jawa, dengan surjan lusuh berwarna coklat hitam, melintas di dekat mobil itu. cibirnya
"Â ndelalah, Kompeni !!! kemayune ramekakat"
pandangan
Mata manusia mulai berkelana ke setiap sudut mata manusia yang lain. Ada banyak kejadian yang dipilih oleh setiap manusia. Keputusan untuk terus "hidup" atau "mati" misalnya. Menjalani hidup dengan kematian ide, olah raga rasa dan cipta. Menjalani kematian semangat, dendam masa lalu atau mati raga "memilih menyalahkan diri sendiri atas keadaan yang ada". Bahkan hanya sedikit yang menghidupi jalan hidupnya dengan kehidupan yang "lebih dari sekedar-nya".
pilihan