Mohon tunggu...
Ahmad Athoillah
Ahmad Athoillah Mohon Tunggu... Jurnalis - -------

--------

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suasana Tuban Setelah Penutupan Patung Kwan Kong

7 Agustus 2017   18:48 Diperbarui: 7 Agustus 2017   19:04 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SUHU di Tuban dalam beberapa hari terakhir ini masih adem. Normal seperti biasa. Rata-rata mencapai 29 drajat celcius. Namun, akan terasa panas jika yang merasakannya itu diselimuti rasa galau, karena belum gajian. Lebih-lebih karena habis diputus pacarnya (asal jangan dislimuti rasa dendam dan benci yang bisa memecah belah NKRI). Hehehe...

Ya, itulah kondisi Tuban saat ini. Tidak ada persoalan yang genting meskipun patung dewa perang Kongco alias Kwan Kong di kompleks Klenteng Kwan Sing Bio resmi ditutup dengan menggunakan kain. Semua masih dalam kondisi sejuk. Sesejuk hembusan angin laut depan Klenteng Kwan Sing Bio. Satu sama lain masih hidup berdampingan. Saling menghormati keyakinan masing-masing.

So, tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Warung kopi di sepanjang Jalan RE. Martadinata depan klenteng juga masih buka hingga malam. Lengkap dengan penjual kopinya yang membuat kita kerasan, yang tak ingin segera beranjak. Hemmmmm... (pikirannya itu lho... jangan bilang karena penjualnya kayak Dek Kezia Waraouw). Hahaha...

Katanya sejuk. Kok masih ramai? Kok ada demo? Lho, yang ramai di mana? Demo di mana? Ramai medsos? Mungkin. Namanya saja negara demokrasi. Semua orang berhak mengeluarkan pendapat dan unek-uneknya (asal jangan marah karena beda pendapatan). Hehehe...

Yang jelas, dan perlu saya tegaskan sekali lagi. Di Tuban tidak ada persoalan apa-apa. Santai-santai saja.

Kalau tidak percaya, silahkan saja datang ke Tuban. Tapi mbokyao jangan lupa, mampir lah ke obyek-obyek wisata yang ada di Tuban sekaligus menikmati kuliner rajungan khas Tuban. Bisa ke Pantai Boom, Pantai Pasir Putih, Pantai Sowan, Air Terjun Nglirip, dan obyek-obyek wisata lain. Saya jamin pasti ketagihan. Hehehe...

Sedikit saya sampaikan, penutupan Kongco ini hanya masalah persoalan izin yang belum beres. Selain itu, juga demi mendinginkan kegaduhan di jejaring sosial yang mulai menjurus sara. Dan, ini bisa menjadi pelajar bersama kita. Selama izin belum beres, mbokyao jangan mendirikan bangunan dulu. Begitu juga pemerintah, ini bisa menjadi pelajaran. Kalau memang belum mengantongi izin, pemerintah juga harus berani tegas, bangunan jangan sampai berdiri dulu.

Tapi ya sudah lah... wong sudah terlanjur. Ambil hikmahnya saja. Selesaikan segera, agar persoalan cepat selesai. Sehingga tidak digoreng kesana-kemari oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Lebih-lebih digoreng menjadi isu sara. Jangan. Jangan sampai kita terpancing. Sekali lagi, keberagaman di Tuban masih terjaga rapi. Seperti buku-buku yang ada di rak perpustakaan. Meski judulnya beda-beda, tapi tetap berdampingan.

Seperti yang disampaikan Kabag Humas Pemkab Tuban Agus Wijaya dalam pemberitaan Jawa Pos Radar Tuban. Dia menegaskan, tidak ada unsur sara dalam penutupan patung dewa konco tersebut. Dia menyampaikan, penutupan bangunan patung yang menjadi kebanggaan umat Konghucu itu merupakan inisiatif pihak klenteng sendiri, sebagai langkah tindak lanjut proses perizinan yang belum tuntas, serta untuk meredam kegaduhan yang sudah menjalar tidak terkendali di medsos.

Bagaimana dengan kondisi Tuban sendiri? Agus menegaskan, sampai saat ini di Bumi Wali tidak ada persoalan seheboh seperti yang diperbincangkan netizen. ''Tuban dalam kondisi aman. Tidak ada persoalan apa-apa. Satu sama lain masih saling menghargai dan menghormati setiap keyakinan masing-masing,'' tandasnya.

@atok_baiq

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun