Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wejangan Pak Sekjen: di Era Digital, Layanan Harus Siap Saji

18 Juni 2017   00:32 Diperbarui: 18 Juni 2017   00:37 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di era digital, kehidupan bergerak dengan cepatnya. Gaya hidup berubah. Pun gaya komunikasi, mengalami revolusi yang sebelumnya tak diduga-duga. Karena itu, layanan publik jangan sampai tertinggal. Jika masih konvensional, akan terengah-engah. Bahkan, boleh jadi yang terjadi, publik akan bertanya, pemerintah sebenarnya masih ada atau tidak untuk mereka.

Wejangan itu disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Yuswandi A Temenggung, di kantor Diklat Kemendagri di Yogyakarta, Selasa pagi, 13 Juni 2017.

Pagi itu, Yuswandi sebelum terbang pulang ke Jakarta, setelah menghadiri rapat koordinasi pengelolaan Barang Milik Negara, menyempatkan diri untuk hadir dan memberi wejangan kepada para pegawai di lingkungan Diklat Kemendagri Yogyakarta.

Menurut Yuswandi di era yang serba cepat dan tuntutan publik yang ingin serba instan, kreativitas dan inovasi jadi salah satu kunci jawaban, menjawab itu. Sektor publik, dalam hal ini lembaga pemerintah dituntut untuk mengimbangi perubahan zaman. Publik saat ini, memerlukan layanan siap saji. Lewat layanan siap saji itu, publik merasakan kehadiran negara atau pemerintah.

Ia pun kemudian memberi ilustrasi tentang kehidupan di Jakarta yang terus berdenyut selama 24 jam. Jakarta, kata dia, kota yang tak pernah mati. Apa yang dibutuhkan, kapan pun selalu tersedia.

" Sekarang  saya rasakan di Jakarta, mau jam berapa saja, saya  butuh apa saja, asal ada uang, dapat. Apa saja. Anda kehabisan pasta gigi, jam satu malam, bisa dapat.  Itu, karena ada  teknologi. Kemajuan teknologi, yang menyebabkan itu," kata Yuswandi.

Contoh lainnya, kata Yuswandi, soal makanan. Sekarang orang tak lagi susah, mau makan apa, dengan menu seperti apa. Punya bahan makanan, tak perlu lagi bingung, itu akan jadi masakan seperti apa. Cukup tanya ke google, resep apa yang cocok untuk bahan makanan yang dipunyai, sebuah menu sudah bisa dibuat. Layanan publik pun harus Seperti itu. Selalu siap sedia dalam situasi apapun. Jika layanan publik adem ayem saja menghadapi kemajuan teknologi, ia tak tahu, akan seperti apa citranya di mata publik sebagai pengguna layanan.

" Ya, kalau kita masih berpikir, ini ada kurir kita antar, padahal yang kita antar, hanya butuh baca apa isinya. Ya itu gimana. Padahal yang dibutuhkan itu harus disegerakan," katanya.

Jadi strategi layanan  yang harus dirubah.  Sekarang, strategi marketing di era digital sudah jauh berbeda ketika internet belum merasuk dalam segala lini kehidupan. Saat ini, orang mau promosikan sesuatu, cukup via Youtube. Posting saja, apa yang hendak dikabarkan ke khalayak ramai, tujuan cepat tercapai. Begitu juga misalnya, ketika hendak mempromosikan  barang atau tempat wisata. Tak perlu brosur, atau susah payah ikut pameran, promosi sudah bisa dilakukan dengan daya jangkau luar biasa.

" Lha, kita masih  berpikir konvensioanl saja. Kita bikin brosur,  ikut pameran, padahal marketing sudah  berbeda. Jadi perhatikan dinamika yang terjadi. Sektor publik harus ikuti itu. Jika tidak, kita ditinggalkan," ujarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun