Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Rih

7 November 2019   12:12 Diperbarui: 7 November 2019   12:21 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang tatkala ujung kepala terbakar, pandangan seketika buram membentur bayangan, kaca-kaca jendela memantulkan aneka bimbang, lalu-lalang keinginan membelah kesadaran

Jiwa mulai mendidih terpanggang matahari, rumput tempat berpijak mengering bersama pedih, tanah retak mengandung tangis tak terperih. Angin merintih membawa kabar, aneka derita tergambar di setiap raungan

Panas, panas, teriakan menggema di ujung tenggorokan. Raga menggelepar di kubangan penderitaan, seonggok kayu kering berharap meneduhkan, selembar daun tua meratap memohonkan

Bagan batu 7 november 2019

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun