Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Puisi | Puisi Kesiangan

19 Oktober 2019   08:04 Diperbarui: 19 Oktober 2019   08:05 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini aku hanya terpaku di depan pintu, kosong anganku, beku otaku. Kemana perginya kata-kata indah yang ku rangkai dalam tidurku, siapa yang tega mencuri bait-bait puisiku?

Telah ku susun barisan makna bersama mimpi malam tadi, ku simpan rapi di sudut hati agar tidak basi, tapi pagi ini telah kosong laci-laci hati, entahkah terbang entahkah di curi, tapi telah kosong relung hati ini

Apa yang hendak ku tulis pagi ini, pukul 07.35 telah menanti, kupu-kupu telah hilir mudik menagih janji, kuncup mawar merah tak hendak mekar tanpa puisi.  Aku masih menanti, seperti kupu-kupu dan mawar merah yang gelisah, hatiku lebih resah kehilangan yang bermakna

Datanglah-datanglah kembali keindahan rasa, tempatku mengabdi menghadirkan pesona, jangan tinggalkan jiwaku kala ku puja, jangan campakan hasratku kala ku pinta. Tanpa indahmu apa kan jadi pada kupu-kupu, tanpa hadirmu kan layu mawar merah sebelum mekar, tanpa adamu kan berakhir rasaku menghias keindahan

Aku memohon dengan segala perasaan, hadirlah kembali bersama pagi yang mencerahkan.

Bagan batu 19 oktober 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun