Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Wajah Ayu nan Diliputi Awan Sendu

11 Juli 2019   13:34 Diperbarui: 11 Juli 2019   13:52 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari balik tirai jendela yang tersingkap setengahnya, engkau menatap iri bunga dan kupu-kupu yang bercumbu. Seakan tawa ceria bunga adalah malapetaka, tarian indah kupu-kupu adalah palsu. Itu hanya perasaanmu, itu hanya kata hatimu yang meragu

Matamu meng isyaratkan sejuta duka, dua titik air mata bak alunan pedih yang mengoyak rasa. Semua yang indah tlah musnah, semua yang berharga tlah ternoda. Mulut terkatup seakan enggan berkata-kata, hati menjerit seakan magma yang mendidih membakar diri

Engkau hanya tersenyum pada lantai-lantai kamar, yang setia jadi pijakan ketika bahagia atau sengsara. Engkau hanya berkata-kata kepada langit malam, ada dan tiada rembulan tetap setia pada kelam. Merekalah yang tetap setia, merekalah kawan abdi tatkala gunda

Angin berbisik tak engkau hiraukan, bintang berdendang tak lagi engkau  pujikan. Hanya satu penyesalan diri, hanya satu yang benar-benar di benci, kenangan indah yang segera berubah jadi derita, rasa setia yang sekejap berubah prahara,duka tlah menggelayuti wajah cantiknya, sambil berharap pada keajaiban alam semesta

Bagan batu 11 juli 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun