Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Sepanjang Lorong, Gelap Menantang

26 Juni 2019   14:55 Diperbarui: 26 Juni 2019   15:36 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pelan dan perlahan, semburan kebencian menelan kebaikan, melahap habis sisa kemerdekaan. Sangat halus, hingga sekarat kemanusiaan terpanggang, tumpahkan darah persaudaraan. Kita tetap tenang

Siang dan malam, tatkala janji memperbaiki hanya ilusi, sumpah mengobati bukan di tepati. Di sepanjang lorong ku dapati, jiwa-jiwa kosong menangis lirih, badan tanpa hati tak henti bernyanyi

gelap menantang, kelamnya pemikiran jadi alasan, dangkalnya pemahaman seakan pembenaran. Satu kata yang terucap, jutaan anak panah kebencian engkau lontarkan

Hentikan! Teriakan lantang tak di dengar, kubangan permusuhan jadi mainan. Di sepanjang lorong gelap menantang, sembunyikan segala kebenaran, sembunyikan adab dan etika. Hanya kepura-puraan yang beredar, bedaki semua wajah kehidupan

Bagan batu 26 juni 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun