Mohon tunggu...
Sam Kamuh
Sam Kamuh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Editor

Live your life with good thoughts, good words, good deeds.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ciuman

4 Juli 2019   04:34 Diperbarui: 4 Juli 2019   04:44 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Rata-rata orang menghabiskan sekitar 336 jam berciuman seumur hidup. Mencium orang lain atau benda lain memiliki beragam makna tergantung budaya yang berlaku yg berbeda beda di berbagai tempat. Tergantung konteksnya, ciuman dapat berarti cinta dan kasih sayang, sekedar salam, atau suatu ritual yang mencerminkan pengabdian.

Dalam hal tertentu, ciuman bisa berfaedah. Bayi akan tumbuh dan berkembang dengan baik ketika kita menunjukkan kasih sayang dengan sentuhan fisik. Suami yang mencium istri mereka sebelum pergi bekerja setiap hari akan hidup lebih lama, demikian juga dengan istri, dia akan mengalami lebih sedikit masalah kesehatan.

Ada banyak referensi ciuman di dalam Alkitab.  Ishak mencium putranya, Yakub (Kejadian 27:26).  Setelah mengurapi Daud dengan minyak, Samuel menciumnya untuk menunjukkan kesetiaannya kepada raja yang baru (1 Samuel 10: 1).

Mary Magdalena mencium kaki Yesus untuk menunjukkan rasa terima kasih dan penghormatan (Lukas 7:38).  Dan bahkan ada beberapa referensi tentang ciuman romantis tradisional.

"Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur" (Kidung Agung 1: 2).

Menurut ayat kita pada pagi hari ini, jawaban yang tepat diibaratkan sebagai kecupan di bibir. Beberapa terjemahan menafsirkan bahwa jawaban yg tepat sebagai jawaban yang jujur.

"Siapa memberi jawaban yang tepat mengecup bibir" (Amsal 24:26 CEV).  "Jawaban yang jujur sama menyenangkannya dengan ciuman di bibir" (ERV).  Ayat ini sangat berbeda dengan ayat yang mendahuluinya: "Siapa berkata kepada orang fasik: "Engkau tidak bersalah", akan dikutuki bangsa-bangsa, dilaknatkan suku-suku bangsa." (ayat 24).

Ketika seseorang berbicara jujur, terkadang menyakitkan, tapi sebetulnya itu adalah berkat. Raja yang tidak jujur dan pemimpin yg bermuka dua, tidak bisa dipercaya.

Seperti ciuman yang tulus, yang menunjukkan kasih sayang dan cinta, jawaban yg jujur menunjukkan perhatian orang lain terhadap kesejahteraan kita.  "Tetapi mereka yang memberi peringatan akan berbahagia, mereka akan mendapat ganjaran berkat" (ayat 25).

Lalu, tentu saja, ada ciuman dalam Alkitab yang berujung pada kematian. Yudas mengkhianati Yesus dengan ciuman palsu persahabatan (Lukas 22:47, 48).

Kristus kemudian ditangkap, diadili, dan disalibkan.  Yudas, yang menyadari ketidakadilan perlakuan terhadap Yesus ini, pergi dan menggantungkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun