Bunga yang dikirim untuk Ahok ternyata mengandung racun! Doakan mudah-mudahan Basuki selamat!
***
Untuk apa mengirimi Ahok sejuta bunga. Paling sehari dua juga akan layu. Ahok memang tengah berduka karena kalah pilkada. Hatinya mungkin belum sepenuhnya menerima kekalahan. Bahasa gaulnya, belum move on.
Maka wajar jika Ahok butuh penghiburan. Butuh dukungan yang membesarkan hatinya. Bahwa kalah tak berarti kiamat.
Boleh saja mengiriminya bunga tapi jangan banyak-banyak. Apalagi jika terkesan show of power. Karena hal itu tak akan membuat kualitas insaninya meningkat. Malah mungkin menciptakan jumawa, bahwa dia masih dipuja dan menjadi idola.
Ahok kalah, tetap kekalahan adalah juga kemenangan. Kalah itu juga indah. Kekalahan memberi kita jeda untuk merenung. Menyadari kelemahan-kelemahan diri kita. Bbiarkan Ahok merenung dan berkontemplasi. Agar menyadari dia cuma manusia biasa. Yang memiliki seabrek kekurangan.
Ahok punya keunggulan? Ya. Ahok punya banyak prestasi? Tentu saja.
Tapi dia bukan malaikat yang bebas dari kesalahan. Dia bukan orang suci yang setiap ucapan, perilaku, dan tindak-tanduknya maksum. Dia pasti pernah bahkan sering keliru karena dia manusia biasa.
Benar Sendiri
Apa kesalahan Ahok yang utama? Yang saya tangkap, Ahok acap merasa dirinya paling benar. Dia gemar menuding pihak yang mengambil posisi berseberangan. Pihak yang tak seiring, dilabeli buruk. Disebut pendukung koruptor, radikal, pendukung status quo, serta anasir buruk lainnya.
Saya tidak tahu, apakah peran sebagai "orang yang paling benar" ini murni merupakan kepribadian Ahok. Atau dikonstruksi oleh konsultan pribadi dan konsultan politiknya. Tapi publik menangkap hal itu. Â Bahkan jaksa yang menuntut Ahok pernah mengatakan hal yang sama di sidang penistaan agama.